Search This Blog

Thursday, February 5, 2015

Tujuan Hidup



            Mungkin kita pernah tidak merasakan apabila kita telah terlanjur sombong akan apa yang kita dapat, yang kita lakukan, yang kita katakan dan kita pikirkan. Namun terlalu gampang untuk mengatakan bahwa semua itu ada hal yang manusia, karena bahwasanya setiap manusia telah diberikan pendidikan dari orang tuanya agar menjadi seorang manusia yang baik. Salah jika kita menyimpulkan bahwa orang yang jahat itu akibat dari kurangnya pendidikan orang tuanya, karena paa dasarnya tidak ada di muka bumi ini ataupun dialam gaib-pun yang mendidik anaknya untuk menjadi orang jahat. Mungkin hal itu kurang kita setujui, tapi kenyataannya manusia belajar menjadi jahat karena lingkungan pergaulan yang tidak dapat dijangkau oleh kemampuan orang tua untuk mengontrolnya.
Namun jangan selalu mengatakan itu semua adalah salah orang tuanya yang tidak dapat mengontrol. Ada kalanya orang tua menjaga anaknya, namun juga ada kalanya orang tua mencari nafkah demi anak-anaknya, istrinya dan untuk dirinya. Normal jika orang tua sibuk, tapi jangan melupakan kasih sayang kepada keluarga, anak-anak dan istrinya yang menanti setia dirumah.
            Pernah kita dengar atau kita baca pepatah yang mengatakan “buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya”. Mungkin ada benarnya, tapi jangan tinggal diam dengan pepatah tersebut, berusaha menjatuhkan buahnya di area yang sebaik mungkin. Dibawah pohon mungkin ada sampah, rumput kering, rumput hijau, semak belukar dan lain sebagainya. Pilihlah yang terbaik untuk menjatuhkan buahnya. Jangan lupa bahwa buah juga ada yang kecil dan besar, jatuh saat matang atau belum matang, ada yang manis dan juga ada yang kecut. Disinilah letak doa orang tua kita, setiap orang tua hampir dapat dipastikan akan mengharapkan anak yang baik segala-galanya. Ibarat seorang petani buah, orang tua menginginkan buah yang segar, besar, manis dan matang.
Semua dapat dicapai dengan usaha dan doa, namun jangan berkecil hati jika tidak semua doa kita dikabulkan. Itu adalah cobaan untuk kita, dan dalam cobaan memang terkadang memerlukan derai air mata untuk meminta kepada tuhan yang maha Esa. Orang yang sombong tentu tidak akan sadar bahwa ada sang pencipta yang memperhatikan gerak-geriknya di alam dunia. Tatkala semua alam dan isinya tercipta dengan cepat dan tidak ada yang menciptakannya.
            Satu hal yang perlu kita ingat bahwa kehadiran kita didunia adalah takdir dan hanya sementara serta hanya punya satu tujuan yaitu akhirat, yang abadi, tidak ada rainkarnasi ke alam dunia lagi, tidak ada kehidupan dunia lagi dan tak kan kembali ke dunia lagi.
            Memang pada dasarnya secara logika dunia ini sepertinya segala-galanya untuk kita pertahankan kelangsungannya. Siang malam memikirkan apa yang akan terjadi di hari esok, makan apakah kita esok pagi, sehat atau sakitkah kita esok pagi. Dan yang sebenarnya terjadi adalah kita hanya diharuskan berusaha dan berdoa, sang pencipta yang memberikan rejeki pada kita, keluarga kita, anak dan istri kita.
            Menatap masa depan dengan doa dan selalu ikhlas menghadapi semua cobaan yang diberikan sang pencipta. Masa depan bisa diraih namun belum tentu sesuai dengan yang kita harapkan, sang pencipta maha tahu apa yang kita inginkan, sang pencipta juga tahu kemampuan yang kita miliki. Berusahalah meraihlah cita-cita disertai doa, jangan berkecil hati apabila cita-cita yang kita dapat bukan yang kita harapkan. Positif thinking menerima pemberian sang pencipta, selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan sang pencipta.
            Kadang kita merasa tidak adil atas pemberian tuhan, padahal disitulah kita sebenarnya kita di uji, diperhatikan dan di sayang sang pencipta. Berat mungkin kita menjalani hidup dengan semua tanggungan yang ada, tapi bukankah jika tidak ada ujian engkau tidak tahu akan kemampuanmu?. Mungkin terasa tak adil, tidak mampu dan tidak ingin mendapatkan ujian.
            Bagaimana mungkin kita sebagai manusia biasa tidak akan mendapatkan ujian, sedangkan nabi dan rosul yang derajatnya lebih tinggi dari kita saja menderita dalam menyampaikan dakwahnya. Pikirkanlah untuk apa nabi dan rosul berkorban. Jelas yang utama adalah demi Allah. Namun yang tak dapat dilupakan juga bahwa perjuangan nabi dan rosul adalah demi kita, umat yang selanjutnya yang akan memperjuangkan segala bentuk perjuangan yang terdahulu.
            Perasaan yang dihantui rasa tidak percaya akan adanya kassih sayang dari sang pencipta hanya akan menyesatkan kita ke lembah yang lebih dalam lagi, doa yang akan menutup jurang tersebut dan usaha yang akan menebus semua kesesatan yang dalam dengan imbalan yang jauh lebih baik.
            Dunia ini tak seperti yang kita bayangkan sebelumnya,semua hati telah di kotori lumpu-lumpur kekuasan yang merajalela. Perang dimana-mana, hukum mulai rapuh, kepedulian mulai luntur, kasih sayang mulai terbenam jauh didasar hati. Bagaimana kita bisa mengatasinya, seakan tidak ada jalan yang dapat kita tempuh untuk menceritakan perdamaian itu indah. Luapkanlah dalam tangisan doamu kepada sang pencipta.
            Serangkaian kata berhentilah menyakiti sesama manusia, kini sudah tidak dapat didengar lagi. Hati telah membusuk dan tidak dapat dikendalikan lagi amarah yang tersimpan di dada. Tidak ada jalan membawa dunia merdeka, mereka sudah tidak sadar akan kelembutan kasih sayang sesama manusia, yang mereka liat hanya dendam yang membara dan harus cepat dilakukan.
            Dalam diri kita terdapat perasaan dan pikiran yang selalu bisa kita pakai tanpa membayar apapun kepada sang pencipta, bersyukur adalah jalan satu-satunya, tak perlu membayar namun juga tidak perlu untuk di sombongkan di atas dunia, sebab bukan milik kita semata, bukan kita yang memilikinya, tapi milik sang pencipta.
            Seandainya kita ingat bahwa penderitaan orang lain adalah derita kita juga, mungkin tidak akan ada lagi orang yang berselisih paham. Dunia akan damai, gemerlap lampu-lampu terang akan menyinari wajah semua orang, bahagia dan saling menyayangi satu sama lain meskipun berbeda keyakinan akan agama.
            Tak terbayang bila semua orang sudah kehilangan rasa kasih sayang, apa yang akan terjadi pada dunia ini, apakah esok hari kita masih merasakan embun pagi ataukah sebaliknya. Padahal semua orang menginginkanyang terbaik bagi dirinya, tak seorang ingin menderita, semua pasti ingin senang dan bahagia menjalani hidup ini.

No comments:

Post a Comment