Search This Blog

Friday, August 12, 2011

PRAKTIK KLINIK MANAJEMEN KEPERAWATAN


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SISTEM TIMBANG TERIMA

  1. Definisi
Timbang terima ( operan ) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu ( laporan ) yang berkaitan dengan keadaan klien.
  1. Tujuan
1.    Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna.
2.    Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
3.    Akan terjalin suatu hubungan kerjasama yang bertanggung jawab antar anggota tim perawat.
4.    Terlaksananya asuhan keperawatan terhadap klien yang berkesinambungan.
  1. Manfaat
1.    Dapat menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak lanjuti oleh perawat pada shift berikutnya.
2.    Dapat melakukan cross check ulang tentang hal-hal yang dilaporkan dengan keadaan klien yang sebenarnya.
3.    Klien dapat menyampaikan masalahnya secara langsung bila ada yang belum terungkap.
  1. Metode Pelaporan
1.    Perawat yang bertanggung jawab terhadap pasien melaporkan langsung kepada perawat penanggung jawab berikutnya. Cara ini memberikan kesempatan diskusi yang maksimal untuk kelanjutan dan kejelasan rencana keperawatan.
2.    Pelaksanaan timbang terima dapat juga dilakukan di ruang perawat kemudian dilanjutkan dengan berkeliling mengunjungi klien satu persatu.
  1. Prosedur Pelaksanaan
1.    Kedua kelompok dinas sudah siap.
2.    Perawat yang melaksanakan timbang terima mengkaji secara penuh terhadap masalah, kebutuhan dan segenap tindakan yang telah dilaksanakan serta hal-hal yang penting lainnya selama masa perawatan ( tanggung jawab )
3.    Hal-hal yang sifatnya khusus, memerlukan perincian yang matang sebaiknya dicatat khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada petugas berikutnya.
4.    Hala-hal yang perlu disampaikan dalam timbang terima :
a)    Identitas klien dan diagnosa medis.
b)    Masalah Keperawatan yang masih muncul.
c)    Tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan ( secara umum )
d)    Intervensi kolaboratif yang telah dilaksanakan.
e)    Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan operatif, pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan penunjang lain, persiapan untuk konsultasi atau prosedur yang tidak rutin dijalankan.
f)     Prosedur rutin yang biasa dijalankan tidak perlu dilaporkan.
5.    Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah ditimbang terimakan atau berhak terhadap keterangan-keterangan yang kurang jelas.
6.    Sedapat-dapatnya, mengupayakan penyampaian yang jelas, singkat dan padat.
7.    Lama timbang terima tiap pasien tidak lebih dari 5 menit,kecuali dalam kondisi khusus dan memerlukan keterangan yang rumit.
  1. Hal-hal yang perlu Diperhatikan
1.    Dilaksanakan tepat waktu pada saat pergantian dinas yang disepakati.
2.    Dipimpin oleh penanggung jawab klien / perawat primer.
3.    Diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan dinas.
4.    adanya unsur bimbingan dan pengarahan dari penanggung jawab.
5.    Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematik dan menggambarkan kondisi klien pada saat ini serta kerahasiaan klien.
6.    Timbang terima harus berorientasi pada masalaha keperawatan yang ada pada kliwn, dengan kata lain informasi yang diberikan berawal dari masalahnya terlebih dahulu ( setelah diketahui melalui pengkajian ), baru kemudian terhadap tindakan yang telah dilakukan dan belum dilakukan serta perkembangan setelah dilakukan tindakan.
7.    Timbang terima dilakukan didekat pasien, menggunakan volume suara yang pelan dan tegas ( tidak berbisik ) agar klien disebelahnya tidak mendengarkan apa yang dibicarakan untuk menjaga privacy klien, terutama mengenai hal-hal yang perlu dirahasiakan sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung di dekat klien.
8.    Bila ada informasi yang mungkin membuat klien terkejut sebaiknya jangan dibicarakan didekat klien tetapi diruang perawat.




BAB I
PENDAHULUAN



1.   Latar Belakang
Manajemen Keperawatan di Indonesia di masa depan perlu mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan Keperawatan di masa depan. Hal ini bekaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia.
Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai satu metode perlakuan asuhan keperawatan secara profesional, sehingga diharapkan keduanya dapat saling menopang. Sebagaimana proses keperawatan, dalam manajemen keperawatan terdiri dari pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil. Karena manajemen keperawatan mempunyai kekhususan terhadap mayoritas tenaga daripada seorang pegawai, maka setiap tahapan didalam proses manajemen lebih rumit dibandingkan proses keperawatan.
Pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus sebagai suatu tuntutan bagi organisasi pelayanan kesehatan. Kualitas pelayanan keperawatan pada saat ini melibatkan pengetahuan, ketrampilan dan perilaku dari para praktisi, klien, keluarga dan dokter. Saat mendefinisikan kualitas keperawatan, perlu diperhitungkan nilai-nilai dasar keyakinan para perawat serta cara mengorganisasikan asuhan keperawatan tersebut. Latar belakang dalam pemberian tugas dalam mutu asuhan yang berorientasi teknik, mungkin akan didefinisikan cukup berbeda dengan keperawatan yang lebih holistik dan ada kemungkinan bahwa metode keperawatan hanya merupakan prosedur dan teknik bukannya interpersonal dan kontekstual yang berkaitan dengan mutu asuhan.
Model pemberian asuhan keperawatan yang saat ini sedang menjadi trend dalam keperawatan Indonesia adalah Model Praktek keperawatan Profesional dengan metode pemberian asuhan keperawatan Modifikasi Primer yang merupakan modifikasi Primary Nursing.
Salah satu kritik yang dikemukanan mengenai model keperawatan ini adalah terlalu komplek dan teoritisnya, akan tetapi bila seluruh pembicaraan mengenai model ini mendorong perawat untuk memperjelas keyakinan dan pekerjaannya, meningkatkan kemempuannya dalam mendiskusikan masalah tersebut yang melibatkan sikap politis dan pribadi yang lebih terbuka, dan membantu para perawat tersebut untuk lebih bertangguang gugat secara profesional terhadap tindakannya, maka kita telah mendapatkannya. ( Salvage, 1985 )
Berdasar atas fenomena diatas, maka kami mencoba menerapkan Model Praktek keperawatan Profesional dengan metode pemberian asuhan keperawatan modifikasi primer, dimana pelaksanaanya melibatkan semua pasien kelas I dan II Ruang Bedah Kardiologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya  denga perawat yang bertugas di ruang kelas tersebut.

2.   Tujuan
a.    Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek manajemen keperawatan, mahasiswa diharapkan dapat mengerti prinsip-prinsip manajemen keperawatan dan model pemberian asuhan keperawatan yang sesuai dengan ruangan tersebut.
b.    Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktek klinik manajemen keperawatan, mahasiswa mampu :
1.    Menganalisa lingkungan suatu ruang perawatan.
2.    Menghitung kebutuhan tenaga keperawatan disuatu ruangan perawatan.
3.    Memilih salah satu metode penugasan yang sesuai dengan keadaan ruangan.
4.    Malakasanakan asuhan keperawatan dengan salah satu model yang telah ditetapkan.
5.    Mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan salah satu model penugasan asuhan keperawatan.
6.    Mengevaluasi pelaksanaan suatu metode penugasa asuhan keperawatan.
7.    Melakukan ronde keperawatan.
8.    Melakukan supervisi keperawatan
9.    Melakukan penerapan sentralisasi obat
10.  Melakukan timbang terima suatu ruangan



3.   Manfaat
a.    Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal
b.    Terbinanya hubungan baik antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.
c.     Tercapainya kepuasan klien yang optimal.
d.    Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga dapat memodifikasi metode penugasan yang akan dilaksanakan.
e.    Tumbuh dan terbinaya akontabilitas dan disiplin diri perawat.


BAB 2

KEGIATAN PRAKTEK KLINIK
MANAJEMEN KEPERAWATAN

                                            
Dalam bab ini akan menguraikan tahap-tahap proses manajemen keperawatan yang meliputi : pengkajian ( pengumpulan data ), analisa masalah, perencanaan  ( pengorganisasian,  pengaturan  rencana  kegiatan ),  pelaksanaan (penyelenggaraan asuhan keperawatan) ronde keperawatan, dokumentasi keperawatan, sentralisasi obat, timbang terima, supervisi keperawatan, evaluasi (teknik evaluasi, pembuatan evaluasi, mendokumentasikan hasil kegiatan secara umum ).

1.  PENGKAJIAN
Dari hasil pengkajian yang telah kami lakukan di ruang kardiologi dari tanggal 1 – 23 April 2002, kami dapatkan :
a.    Sumber Daya Manusia ( SDM )
- D III + Sarjana Kesehatan Masyarakat        : 1 orang
- D III Keperawatan                                           : 9 orang
- SPK                                                                    : 5 orang
- SPR                                                                    : 1 orang
- TU                                                                      : 1 orang
b.    Sarana, Prasarana dan Dokumentasi.
Tersedia : Peralatan DC shock 2 unit, generator face maker, infusion pump, PSA, emegency kit, ruang perawat, ruang pertemuan, lemari obat untuk ruangan, perpustakaan, ruang administrasi, ruang ganti pakaian, kamar kecil /kamar mandi, ruang kepala ruangan, ruang kepala dan wakil UPF, ruang staf dokter, ruang ekho, dapur, ruang sidang, ruang dokter jaga, ruang dokter muda.
Kapasitas tempat tidur di ruang kardiologi  40 tempat tidur, dengan rincian :
- Kelas 1               : 5 tempat tidur.
- Kelas 2               : 4 tempat tidur (wanita) dan 2 tempat tidur (pria).
- Kelas 3 /zall       : 17 tempat tidur (pria) dan 12 tempat tidur (wanita).
Dokumentasi : buku laporan jaga harian perawat, buku injeksi, buku observasi tanda-tanda vital, buku laporan kepala ruang.
c.     Tingkat ketergantungan pasien 
Gambaran umum pasien ruangan  kardiologiologi berdasarkan tingkat ketergantungan (dari tanggal 1 – 2 April 2002) :
š  Total care      : 9 orang
š  Partial care   : 18 orang
š  Minimal care : 5 orang

Gambaran ketergantungan pasien ruangan kardiologi kelas I dan II. ( dari 1 –2 April 2002) :
š  Total care        : -
š  Partial care      : 6 orang
š  Minimal           : 2 orang         
           
Gambaran umum jumlah tempat tidur diruangan kardiologi :
Tanggal 1  April 2002
š  Kelas I                         : 5 tt (0 bed kosong )
š  Kelas II wanita           : 4 tt (1  bed kosong)
š  Kelas II pria                : 2 tt (0 bed kosong)
š  Kelas III wanita          : 12 tt ( 3 bed kosong)
š  Kelas III pria               : 17 tt ( 7 bed kosong)

BOR                            : 29/40 x 100 % = 72,5 %


Tanggal 2 April 2002
š  Kelas I                         : 5 tt (1 bed kosong )
š  Kelas II wanita           : 4 tt (1  bed kosong)
š  Kelas II pria                : 2 tt (0 bed kosong)
š  Kelas III wanita          : 12 tt ( 5 bed kosong)
š  Kelas III pria               : 17 tt ( 10 bed kosong)

BOR                            : 23/40 x 100 % = 57,5 %


Gambaran  jumlah tempat tidur di rungan kardiologi kelas I dan II
Tanggal 1  April 2002
š  Kelas I                         : 5 tt (0 bed kosong )
š  Kelas II wanita           : 4 tt (1  bed kosong)

BOR                            : 8/9 x 100 % = 88,89 %

           
Tanggal 1  April 2002
š  Kelas I                         : 5 tt (1 bed kosong )
š  Kelas II wanita           : 4 tt (1  bed kosong)
BOR                                  : 7/9 x 100 % = 77,78 %










Kebutuhan Tenaga Perawat (dari tanggal 1 – 2 April 2002)
Ruang Kardiologi secara umum
Klasifikasi Pasien
Kebutuhan Tenaga Perawat
Pagi
Sore
Malam

Total Care
9 x 0,36 = 3,24
9 x 0,30 = 2,7
9 x 0,20 = 1,8

Partial Care
18 x 0,27 = 4,46
18 x 0,15 = 2,7
18 x 0,07 = 0,26

Minimal Care
5 x 0,17 = 0,85
5 x 0,14 = 0,7
5 x 0,10 = 0,5

Jumlah
                 8,55
                    6,1
                   3

     
Kesimpulan Jumlah tenaga perawat
š  Pagi          : 9 orang
š  Sore          : 6 orang
š  Malam      : 3 orang
                       Jumlah      : 18 orang
Jadi perawat yang dibutuhkan untuk per hari  bertugas di ruang kardiologi  berjumlah 18 orang.

Ruang Kardiologi Kelas I dan II (wanita).
      Klasifikasi Pasien
Kebutuhan Tenaga Perawat
Pagi
Sore
Malam

Total Care
-
-
-

Partial Care
5 x 0,27 = 1,35
5 x 0,15 = 0,75
5 x 0,07 = 0,35

Minimal Care
2 x 0,17 = 0,34
2 x 0,14 = 0,28
2 x 0,10 = 0,2

Jumlah
                1,69
                 1,03
                 0,55


Kesimpulan Jumlah tenaga perawat yang berugas :
š  Pagi          : 2 orang
š  Sore          : 1 orang
š  Malam      : 1 orang

Jadi perawat yang dibutuhkan per hari  yang bertanggung jawab  di ruang kardiologi    kelas I dan II (wanita) berjumlah 4 orang




2.   ANALISA SWOT
Model Praktik Keperawatan Profesional
STRENGTH
WEAKNESS
OPPORTUNITY
THREATENED
§  Memilki visi dan misi
§  SDM : D 3 = 9 orang
§  Tempat PBK D.3 , D.IV dan S.1
§  Punya peralatan khusus untuk kasus jantung.
§  Punya ruang pertemuan untuk peawat.
§  Kualitas dan kuantitas SDM masih kurang memadai.
§  MPKP belum dilaksanakan.
§  Perawat masih dibebani tugas administrasi ruangan.
§  Belum ada pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas. 
§  Program D.3 kelas khusus, D.IV dan S.1.
§  Soaialisasi, belajar bersama.
§  Pelatihan, seminar khusus

§  Kemampuan persaingan antat RS

Sentralisasi Obat
STRENGTH
WEAKNESS
OPPORTUNITY
THREATENED
§  Terapi dapat diberikan dengan benar.
§  Penerapan prinsip guna menghindari bahaya pada pasien.
§  Perawat berperan dalam konseling.
§  Mengurangi kesalahan pemberian .
§  Tidak semua pasien bersedia obatnya disentralisasi.
§  Adanya  tugas tanbahan bagi perawat.
§  Memerlukan pendekatan khusus kepada pasien sebelum dilakukan sentralisasi.
§  Sentralisasi obat pernah dilaksanakan tetapi tidak berjalan baik
§  Sebagai tanggung gugat dan tanggung jawab pada pelaksanaan kolaborasi dengan medis.
§  Peranan perawat dalam komunikasi terapeutik secara maksimal dan aman sehubungan dengan pengobatan.
§  Sentralisasi obat belum ada.

Supervisi
STRENGTH
WEAKNESS
OPPORTUNITY
THREATENED
§  Kepala ruangan sebagai supervisor.
§  Ruang rawat  dihuni oleh pasien dengan karakteristik yaitu penyakit  kardiovaskuler.
§  Fungsi supervisor belum diuraikan secara jelas melalui petunjuk peraturan/kebijakan.
§  Belum ada laporan supervisor.
§  Memantapkan kemampuan kemandirian perawat.
§  Perawat nerasa tertekan.

Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
STRENGTH
WEAKNESS
OPPORTUNITY
THREATENED
§  Adanya format pengkajian.
§  Sumber daya D.3 = 9 org.
§  Terdapat pedoman Asuhan Keperawatan Kardiologi.
§  Kepala Ruangan mendukung
§  Format pengkajian kurang spesifik.
§  Format rekam Askep tidak operasional.
§  Terdapat mahasiswa S.1 keperawatan yang praktik manajemen.
§  Pelatihan pendokumentasian.
§  Perawat terlibat terhadap setiap tindakan.
§  Kebijakan rumah sakit belum tentu menyetujui pada format yang diajukan..

Timbang Terima
STRENGTH
WEAKNESS
OPPORTUNITY
THREATENED
§  Timbang terima sudah menjadi agenda tetap dan terjadwal.
§  Prawat terlibat aktif.
§  Adanya potensi untuk berubah.
§  Isi materi laporan masih kurang terarah pada masalah keperawatan.

§  Adanya waktu untuk timbang terima
§  Kurang adanya kesadaran dalam melaksanakan timbang terima.

3. PERMASALAHAN
a.    Belum adanya metode penugasan yang  jelas  dalam praktik keperawatan profesional di ruangan kardiologi.
b.    Sistem timbang terima masih belum dilaksanakan secara optimal, karena hal-hal yang disampaikan dalam timbang terima belum mencakup secara keseluruhan permasalahan keperawatan, antara lain :
§  Masalah keperawatan yang masih muncul
§  Tindakan keperawatan  yang sudah dan  belum dilaksanakan masih terlalu umum.
§  Catatan yang ada pada buku timbang terima masih  umum.
c.     Sentralisasi obat belum dilaksanakan.
d.    Sistem pendokumentasian yang belum operasional dan spesifik.
e.    Evaluasi dan pengarahan yang belum dilaksanakan dengan optimal.

4.   RENCANA STRATEGIS
§  Mendiskusikan bentuk dan penerapan model praktik keperawatan profesional yang akan dilaksanakan.
§  Mendiskusikan tentang format pengkajian yang sesuai dengan kasus ruangan.
§  Mengatur kebutuahan tenaga keperawatan.
§  Mengatur tugas dan wewenang perawat.
§  Melaksanakan sentralisasi obat.
§  Melaksanakan timbang terima sesuai standard.
§  Melaksanakan ronde keperawatan.
§  Melaksanakan supervisi keperawatan.

Pengaturan Rencana Kegiatan Kelompok .
Rencana kerja yang disusun oleh kelompok III B semua kegiatan tersebut diatas, direncanakan untuk dilaksanakan dalam waktu 4 minggu :
Minggu I :
§  Pembuatan struktur organisasi kelompok.
§  Orientasi ruangan dan perkenalan
§  Analisa situasi dan perumusan masalah
§  Penyusunan program kerja
§  Membuat format pengkajian khusus mata dan pendokumentasian asuhan keperawatan.
§  Membuat format supervisi
§  Desiminasi hasil
§  Pembuatan jadwal dan rancangan pembagian peran dalam penerapan Model praktek Keperawatan Profesional.
§  Uji coba peran, sentralisasi obat, timbang terima
Minggu II :
§  Penerapan MPKP, aplikasi peran, pendelegasian tugas
§  Penyempurnaan format pengkajian dan dokumentasi keperawatan.
§  Penyelenggaraan supervisi keperawatan
§  Penyelenggaraan ronde keperawatan.
§  Pelaksanaan sistem timbang terima, sentralisasi obat
§  Persiapan penyelenggaraan rotasi dinas.24 jam
Minggu III :
§  Penerapan MPKP, aplikasi peran, pendelegasian tugas, penerapan semua program.
§  Penyelenggaraan rotasi dinas 24 jam.
Minggu IV :
§  Evaluasi penerapan MPKP
§  Evaluasi formatif mahasiswa
§  Penyusunan laporan
§  Pelaksanaan seminar
§  Revisi.

Pelaksanaan
Penyelenggaraan Asuhan Keperawatan.
Data jumlah pasien dan tingkat ketergantungan di R. Kardiologikelas I dan II (wanita)
Hari
Klasifikasi Pasien
Jumlah
Kebutuhan Tenaga Perawat
Pagi
Sore
Malam
M
P
T
M
P
T
M
P
T
Pagi
Sore
Malam
1
2
5
-
2
5
-
2
5
-
7
1. 69
0,98
0.55
2
3
5
-
3
5
-
3
5
-
8
1.86
1.17
0.65
3
3
2
-
3
2
-
3
2
-
5
0.85
0.72
0.44
4
5
3
-
5
3
-
5
3
-
8
1,66
1.15
0.71
5
5
-
2
5
-
2
5
-
2
7
1.57
1,30
0.90
6
6
2
-
6
2
-
6
2
-
8
1.56
1.14
0.74
7
5
3
-
5
3
-
5
3
-
9
1.66
1.55
0.71
8
6
-
3
6
-
3
6
-
3
9
2.10
1.44
1.20
9
5
-
3
5
-
3
5
-
3
8
1,93
1.60
1.10
10
4
-
5
4
-
5
4
-
5
9
2.48
2,06
1.4

Berdasarkan analisa terhadap lokasi, sarana, prasaran dan sumber daya yang ada, maka kelompok menyepakati untuk menerapkan Model Praktek Keperawatan Profesional  dengan metode penugasan Metode Primer. Adapun tahapan-tahapan dari pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
1.    Persiapan
Pada tahap ini, seluruh anggota kelompok mengadakan analisa situasi, orientasi, dan perencanaan selama 2 hari. Pada hari ketiga, kelompok mengadakan desiminasi hasil pengkajian atau analisa situasi selama 2 hari sebelumnya.
2.    Uji coba
Uji coba dilakukan sebagai salah satu saran dalam memerankan peran sebelum mempraktekkan secara nyata dengan ruangan. Adapun yang diujicobakan antra lain : model pemberian asuhan keperawatan metode primer dengan masing-masing anggota kelompok memegang peranan sebagai perawat primer, perawat pelaksana dan kepala ruang, timbang terima, sentralisasi obat, dan dokumentasi keperawatan.
3.    Pelaksanaan
Pada minggu II, kelompok praktik klinik manajemen keperawatan di ruang kardiologi  sudah secara penuh melaksanakan MPKP dengan model asuhan Metode Primer, dengan peran masing-masing secara bergantian. Masing-masing mahasiswa mendapat peran yang tetap selama beberapa hari dan semua mahasiswa masih dijadwalkan masuk pagi
Pelaksanaan pada tahap ini masih agah susah, dimana masing-masing mahasiswa masih belum menyadari akan masing-masing tugas dan tanggung jawab dari perannya.
4.    Pelaksanaan Shift
Tahapan ini dilaksanakan pada minggu III, dimana mahasiswa dibagi menjadi 3 shift dinas, yaitu, pagi, sore dan malam. Masing-masing mahasiswa memainkan peran sesuai dengan jadwal yang  sesuai dengan perannya pada hari itu.























Metode Primer
Metode penugasan primer adalah dimana perawat bertanggung jawab panuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien dimulai dari pasien tersebut masuk sampai dengan keluar rumah sakit. Metode ini mendorong praktik kemandirian perawat, ada kejelasan antara si pembuat rencana  asuhan keperawatan dan pelaksana asuhan keperawatan selama pasien di rawat. Konsep dasar tanggung jawab dan tanggung gugat model praktik keperawatan primer sebagai berikut :
 












Keuntungan / Kelebihannya :
Kelebihan dari “primery Nursing adalah :
1.    Sifatnya kontinyu dan komrehensif
2.    Perawat primer mendapat akontabilitas tinggi terhadap hasil dan kesempatan besar untuk mengembangkan diri.
3.    Tercapainya pelayanan kesehatan yang efektif terhadap pengobatan
4.    Tim kesehatan lain senantiasa  akan mendapat informasi tentang kondisi pasien yang selalu diperbaharui dan komprehensif.
5.    Bagi pasien merasa dimanusiakan karena terpenenuhinya kebtuhan secara individu (Gillis, 1989)

Kelemahan :
Proses keperawatan dilakukan oleh perawat-perawat yang memilki pengalaman dan pengetahuan memadai dengan kriteria asertif, self direction, kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperaweatan klinik, akontable serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin  profesi.

Tugas Perawat Primer :
1.    Menerima pasien  dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif
2.    Membuat tujuan dan rencana keperawatan
3.    Melaksanakan rencana yang telah dibuat
4.    Mengkomunikasikan dan koordinasikan pelayanan yang diberikan oleh disiplin lain/perawat lain.
5.    Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai
6.    Menerima dan menyelesaikan rencana
7.    Melakukan rujukan
8.    Membuat perjanjian klinik
9.    Mengadakan kunjungan rumah

Peran Kepala Ruangan :
1.    Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawatan primer
2.    Orientasi dan merencanakan karyawan baru
3.    Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada perawat asisten
4.    Evaluasi kerja
5.    Merencanakan/ menyelenggarakan pengembangan staf
6.    Membuat 1 – 2 pasien untuk model agar dapat mengenal masalah hambatan yang terjadi

Ketenagaan :
§  Setiap perawat primer adalah perawat bed side
§  Beban kasus pasien 4 – 6 orang untuk satu perawat
§  Penugasan dilakukan oleh kepala bangsal
§  Perawat primer dibantu perawat profesional lain maupun non profesional sebagai perawat asisten.

Tangung jawab utama perawat primer :
1.    Memberikan dan menyiapkan informasi klinik yang diperlukan dari kliennya, terutama saat perawat primer of duty
2.    Perawat primer bertanggung jawab dalam menentukan memutuskan pemberian intervensi keperawatan yang sesuai dengan klien dan instruksi yang dinerikan dapat dilaksanakan oleh perawat associate
3.    Membuat discharge planing


TIMBANG TERIMA
Timbang terima merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu ( laporan ) yang berkaitan dengan keadaan pasien.
1.    Persiapan
a)    Kedua kelompok dinas sudah siap.
b)    Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.
2.    Pelaksanaan
a.    Di Nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima dengan mengkaji secara penuh menhenai masalah keperawatan pasien serta segenap tindakan yang telah dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya selama masa perawatan   ( tanya jawab ).
b.    Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang matang sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada petugas berikutnya.
c.     Hal-hal yang perlu disampaikan dalam timbang terima :
§  Identitas klien dan diagnosa medis
§  Masalah keperawatan yang masih muncul.
§  Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan (secara umum)
§  Intervensi kolaboratif.
§  Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan operatif, pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan penunjang lainnya, persiapan untuk konsultasi atau untuk prosedur yang tidak rutin dilaksanakan.
§  Prosedur rutin yang biasa dijalankan tidak perlu dilaorkan.
d.    Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah ditimbang terimakan dan berhak menanyakan mengenai hal-hal yang kurang jelas.
e.    Sedapat dapatnya mengupayakan penyampaian yang jelas, singkat dan padat.
f.     Lama timbang terima untuk tiap pasien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan keterangan yang rumit.
g.    Timbang terima dilaksanakan oleh mahasiswa langsung dengan perawat ruangan yang dinas shift berikutnya, meskipun mahasiswa dinas pagi semua.
h.    Pelaporan untuk timbang terima dituliskan langsung pada buku laporan ruangan oleh mahasiswa yang berperan sebagai PP.

      Alur timbang terima adalah sebagai berikut :


Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi Keperawatan yang digunakan oleh kelompok III.B adalah : format pengkajian umum, pengkajian khusus kardiologi yang dirancang bersama dengan pembimbing ruangan dan penulisan/pencatatan asuhan keperawatan sesuai metode POR ( Problem Oriented Record ) atau pendokumentasian yang berfokus pada masalah klien.

Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat merupakansalah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan, karena dengan sentalisasi obat diharapkan dapat diberikannya terapi farmakologi ( pengobatan ) secara tepat pasien, tepat waktu, tepat dosis, tepat cara pemberian sehingga akan memperpendek waktu rawat inap. Sentralisasi obat dilaksanakan pada ruang kardiologi kelas I dan II (wanita)  dengan jumlah tempat tidur 9 buah.
1.    Persiapan
a)    Prasarana yang disiapkan untuk penyimpanan obat disiapkan, baik itu tempat obat, surat persetujuan dan lembar obat
b)    Mengadakan pendekatan kepada pasien dan keluarga dengan maksud dan tujuan dari sentralisasi obat serta meminta persetujuan dari keluarga pasien melalui informed concent.
2.    Pelaksanaan
a)    Sentralisasi obat dilaksanakan di ruang Kardiologi kelas I dan II (wanita) mulai minggu II  sampai dengan minggu IV
b)    Mahasiswa meminta persetujuan pada pasien dan keluarga dengan menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari pelaksanaan sentralisasi obat.
c)    Mahasiswa yang menerima obat langsung mendokumentasikan pad lembar daftar obat baik jumlah, dosis, cara dan waktu pemberian.
d)    Pada akhir dinas mahasiswa mengadakan serah terima obat dengan mahasiswa yang masuk shif berikutnya.







e)    Alur pelaksanaan sentralisasi obat adalah sebagai berikut


3.   Evaluasi

Sentralisasi obat dapat dilaksanakan pada semua pasien yang dirawat di ruang kardiologi kelas I dan II (wanita). Kendala yang dihadapi adalah pendokumentasian pada lembar obat kurang berjalan dengan baik karena kadang-ladang perawat yang memberikan obat tidak menuliskan identitas pada lembar obat dan keterbatasan tenaga sehingga pelaksanaan disentralisasi obat untuk sementara hanya bisa dilaksanakan oleh mahasiswa PSIK yang sedang praktik manajemen.

Ronde Keperawatan
Salah satu upaya peningkatan mutu dalam pemberian asuhan keperawatan adalah dengan cara menyelenggarakan ronde keperawatan. Adapun tujuan dari ronde keperawatan adalah mencari solusi atau pemecahan masalah yang dihadapi psisen. Sedangkan kriteria pasien yang akan dilakukan ronde , adalah:
1.    Pasien dengan penyakit kronis.
2.    Pasien dengan komplikasi.
3.    Pasien dengan penyakit akut.
Pelaksanaan dari ronde keperawatan meliputi kegiatan :
1.    Persiapan
§  Berdasarkan pengkajian data yang telah dilakukan terhdp seluruh pasien, maka kelompok mengadakan analisa data berdasakan peran masing-masing.
§  Menentukan nama pasien dan jenis penyakit serta masalah keperawatan yang dialami pesien.
§  Mencari literatur atau referensi untuk memperjelas kasus yang akan diambil.
§  Mendiskusikan hasil proposal dengan pembimbing klinik dan kepala ruangan kardiologi.
2.    Pelaksanaan
Ronde Keperawatan dilakanakan pada tanggal 10 April 2002, jam 10.00 WIB dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
a)    Ronde keperawatan dihadiri oleh pembimbing, perawat konsultan, PP dan PA.
b)    Perawat primer melakukan presentasi di ruang perawatan pasien mengenai pengkajian yang didapatkan pada paien, menentukan masalah keperawatan yang masih ada pada pasien, menjelaskan implementasi yang telah dilaksanakan.
c)    Mendemonstrasikan cara mencatat penghitungan dan pencatatan pemasukan dan pengeluaran cairan tubuh.
d)    Membuka acara diskusi, dimana kegiatan ini dilaksanakan diruang perawatan pasien.
e)    Selanjutnya kelompok bersama pembimbing dan konsultan melakukan validasi terhadap masalah-masalah yang ditemukan di nurse station.
f)     Alur pelaksanaan ronde keperawatan adalah sebagai berikut.
 





Supervisi Keperawatan
Supervisi Keperawatan adalah suatu proses pemberian sumber-sumber yang dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam rangka pencapaian tujuan.Dalam pelaksanaan supervisi keperawatan, kelompok melalui 3 tahap, yaitu :
1.    Persiapan
Pada tahap persiapan, kelompok melakukan :
a)    Penetapan hari dilakukan supervisi keperawatan.
b)    Menetapkan siapa yang menjadi kepala ruang yang akan mensupervisi dan PP yang akan disupervisi.
c)    Menetapkan hal-hal apa saja yang akan disupervisi.
d)    Membuat proposal supervisi keperawatan dan membuat format supervisi harian
2.    Pelaksanaan
a)    Supervisi dimulai dengan pembukaan oleh kepala ruang dan penyampaian tujuan dan manfaat supervisi.
b)    Kepala ruang memanggil PP dan menyampaikan hal apa yang akan disupervisi saat itu.
c)    Kepala ruang meminta keterangan dan informasi seputar sistem pendokumentasian yang dibuat PP.
d)    Memberikan masukan bila didapati kekurangan dalam sistem pendokumentasian dan memuji bila didapati hal-hal yang baik dan khusus yang memberikan nilai lebih kepada PP
3.    Evaluasi
a)    Mencatat / menuliskan semua masukan dan hasil supervisi kedalam laporan supevisi.
b)    Melakukan evaluasi ulang setelah supervisi setelah waktu yang ditetapkan.






  
BAB 3

EVALUASI



1. Evaluasi proses
Berdasarkan rencana kegiatan yang telah disusun, maka kegiatan yang dapat direalisasikan adalah sebagai berikut :
1.    Pembuatan kelompok kerja
2.    Analisa situasi.
3.    Penyususnan program kerja
4.    Desiminasi hasil analisa situasi
5.    Pembuatan program kerja dan rancangan pembagian peran dalam pembuatn MPKP
6.    Uji coba peran Model Pemberian Asuhan Keperawatan Modifikasi Primer.
7.    Penerapan  (aplikasi  peran, pendelegasian tugas, dokumentai keperawatan ).
8.    Penyelenggaraan sentralisasi obat
9.    Penyelenggaraan timbang terima
10.  Pendokumentasian khusus pengkajian kardiologi dan format yang lebih operasional.
11.  Pelaksanaan supervisi keperawatan
12.  Pelaksanaan Ronde Keperawatan.
13.  Persiapan penyelenggaraan rotasi 24 jam
14.  Evaluasi penerapan Metode Pemberian Asuhan Keperawatan Modifikasi Primer.
15.  Persiapan seminar
16.  Revisi dan penyususunan laporan.
Dari semua kegiatan yang telah dilakukan, maka secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.    Poses pelaksanaan MPKP dengan metode pemberian asuhan keperawatan Modifikasi Primer di Ruang Kardiologi Kelas I dan II (wanita) memungkinkan untuk diterapkan apabila telah didukung oleh adanya :
a)    Kemampuan profesional dari pemberi asuhan keperawatan, dari mulai pengetahuan, ketrampilan dan sikap.
b)    Kemampuan komunikasi interpersonal antar perawat, klien dan tim kesehatan lainnya.
c)      Mau dan mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan yang diberikan sebagai salah satu bentuk tanggung jawab dan tanggung gugat tugas keperawtan.
d)    Yang paling penting dari semuanya adalah adanya kesepakatan (komitmen) dari segenap unsur.
Hasil penerapan MPKP metode modifikasi Primer dapat terlaksana pada praktek manajemen keperawatan, dimungkinkan oleh beberapa aspek, antara lain :
a)    Adanya keseimbangan antara jumlah perawat dan pasien dalam pemberian asuhan keperawatan.
b)    Adanya pengertian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing unsur dalam mengemban tugas yang diberikan ( pendelegasi )
c)       Kemauan dari perawat ruangan yang mau belajar dan ikut serta aktf dalam proses manajemen.

2.    Proses penyelenggaraan dokumentasi keperawatan merupakan salah satu bentuk tanggung jawab dan tanggung gugat yang sangat penting artinya bagi perawat. Beberapa kendala yang masih dihadapi adalah masih belum operasionalnya sistem pendokumentasian keperawatan dan belum adanya format khusus bagi pengkajian keperawatan kardiologi. Dengan dibuatnya format khusus dan pengkajian kardiologi yang spesifik, serta komitmen dari untuk mau merubah dan semakin terfokusnya tugas dan tanggung jawab masing-masing peran, serta dengan reward yang memuaskan, diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas dokumentasi keperawatan.

2.   Evaluasi hasil
Evaluasi keberhasilan dari pemberian asuhan keperawatan dengan MPKP  metode asuhan keperawatan modifikasi primer, dilakukan langsung kepada penerima asuhan yaitu pasien.
a)    Penilaian langsung diserahkan kepada penerima asuhan keperawatan dengan menggunakan angket tingkat kepuasan. Dari 10 angket yang disebar selama praktek manajemen, terdapat 87,5 % puas, dan 12,5 % kurang puas dikarenakan dalam pemberian asuhan ada beberapa hal yang kurang dikomunikasikan dengan pasien selama menjalani perawatan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya  khususnya ruang kardiologi.

b)    Sentralisasi obat
Pada dasarnya sentralisasi obat sudah mulai berjalan, akan tetapi masih mengalami kendala, antara lain pada shif sore atau malam dan bila hari libur dari mahasiswa PSIK, pemberian obat tidak dapat berjalan dengan dengan berjalan optimal, sehingga yang menjadi program kelompok dalam sentralisasi obat terkesan terputus selama beberapa hari. Selain itu obat-obatan injeksi masih sangat sulit dilakukan sentralisasi, dikarenakan sarana yang kurang dimana tidak dimungkinkan penyimpanan bersama dengan obat oral.

c)    Supervisi Keperawatan
Supervisi keperawatan masih kurang optimal dilaksanakan karena masih  baru pertama kali dilakukan oleh kelompok manajemen di Ruang Kardiologi. Beberapa kekurangan yang dialami adalah adanya masalah dalam pemberian standar penilaian dalam supervisi dan kurangnya pengalaman dalam melakukan supervisi keperawatan serta belum adanya format baku dalam supervisi keperawatan.

d)    Timbang terima
Timbang terima belum bisa  berjalan dengan baik. Hal ini dimungkinkan karena belum adanya kesamaan persepsi antara  perawat staff ruang kardiologi dan mahasiswa PSIK yang praktek manajemen keperawatan. Beberapa hal yang harus dibiasakan adalah menyampaikan masalah keperawatan yang walaupun terasa masih asing tetapi harus tetap disebutkan.

e)    Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 10 April 2002 dengan hasil yang masih agak kurang memuaskan. Karena ada beberapa peran  yang masih belum dimengerti dalam  ronde keperawatan oleh anggota kelompok.

















 
 




           


No comments:

Post a Comment