Search This Blog

Friday, August 12, 2011

KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN POLA MAKAN PASIEN ASAM URAT


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Gout atau penyakit asam urat, adalah suatu penyakit yang sudah dikenal sejak masa Hippocrates. Gout adalah penyakit dimana terjadi penumpukan asam urat dalam tubuh secara berlebih, baik akibat produksi yang meningkat, pembuangannya melalui ginjal yang menurun atau akibat peningkatan asupan makanan tinggi purin. Gout terjadi ketika cairan tubuh sangat jenuh akan asam urat karena kadarnya yang tinggi. Gout ditandai dengan serangan berulang dari artritis (peradangan sendi) yang akut, kadang kadang disertai pembentukan kristal natrium urat besar yang dinamakan tophus, deformitas atau (kerusakan sendi) secara kronis, dan cedera pada ginjal  (Sustrani, 2006).
Di Indonesia, arthritis gout terjadi pada usia yang lebih muda, sekitar 32% pada pria berusia kurang dari 34 tahun. Pada wanita, kadar asam urat umumnya rendah dan meningkat setelah usia menopause. Prevalensi arthritis gout di Bandungan, Jawa Tengah, prevalensi pada kelompok usia 15-45 tahun sebesar 0,8%; meliputi pria 1,7% dan wanita 0,05%. Di Minahasa (2003), proporsi kejadian arthritis gout sebesar 29,2% dan pada etnik tertentu di Ujung Pandang sekitar 50% penderita rata-rata telah menderita gout 6,5 tahun atau lebih setelah keadaan menjadi lebih parah.
Penelitian Darmawan 1999 tentang asam urat mendapatkan 8% orang dewasa di atas 15 tahun menderita arthritis gout (Zakiah dkk, 2005:10). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 17 juli 2010 menunjukkan bahwa di Puskesmas Pademawu Kabupaten Pamekasan penderita asam urat pada bulan juni 2010 didapatkan penderita asam urat mencapai 113 pasien. Sedangkan dari data 6 bulanan (januari 2010-juni 2010), jumlah pasien yang menderita asam urat mencapai 2101 pasien.
            Penyakit asam urat ini muncul karena orang terlalu banyak mengkonsumsi makanan dan minuman  yang mengandung purin, antara lain teh, kopi, jeroan (babat, limpa, usus dan sebagainya). Jika terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung purin maka kadar asam urat dalam tubuh akan tinggi. Kelebihan asam urat mengakibatkan seseorang terserang penyakit asam urat. Pada pria kadar asam urat normal 3,5-7,0 mg/dl sedangkan pada wanita 2,6-6,0 mg/dl.
Dampak tingginya asam urat akan menimbulkan berbagai penyakit antara lain; reumatik gout, tofi, gangguan fungsi ginjal, dan batu urat dalam ginjal. Perubahan gaya hidup, konsumsi obat tertentu dan menghindari makanan yang berkadar purin tinggi dapat mengendalikan asam urat.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana Pola Makan pada pasien  asam urat di Puskesmas Pademawu Pamekasan?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1    Tujuan umum
            Mengetahui  Pola Makan pada pasien asam urat di Puskesmas Pademawu Pamekasan.
1.3.2   Tujuan Khusus
1.    Mengetahui karakteristik pasien asam urat (jenis kelamin, usia, pendidikan)
2.    Mengetahui pola makan (jenis makanan, jumlah, dan frekuensi) pasien asam urat di Puskesmas Pademawu Pamekasan
1.4  Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Profesi Keperawatan
1.    Penelitian ini diharapkan memberikan masukan bagi profesi keperawatan dalam mengembangkan perencanaan keperawatan yang akan dilakukan, tentang pengaruh pola makan tehadap terjadinya penyakit asam urat
2.    Sebagai penambah ilmu yang berkaitan dengan asam urat dan pola makan yang baik bagi pasien yang menderita asam urat.
1.4.2  Bagi Peneliti Keperawatan Yang Akan Datang
1.    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang pola makan yang baik dan pencegahan penyakit asam urat.
2.    Data sekunder sebagai acuan dalam melanjutkan penelitian yang masih berkaitan.
1.4.3  Bagi Responden
1.    Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi atau gambaran dalam memberikan masukan atau pengetahuan tentang pengaruh pola makan terhadap terjadinya asam urat.
2.    Peningkatan pengetahuan dan toleransi masyarakat terhadap pola makan.
1.4.4     Bagi Instansi Terkait
1.    Masukan untuk kebijakan pembangunan.
2.    Evaluasi terhadap perkembangan cakupan dan keberhasilan terhadap program yang dijalankan.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan diuraikan beberapa konsep dasar berdasarkan tinjauan pustaka, pertama pola makan. Kedua konsep dasar gout meliputi pengertian, gejala, etiologi, komplikasi, penatalaksanaan. Ketiga kerangka konseptual.
2.1 Konsep Dasar Pola Makan
2.1.1      Definisi Pola Makan
Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau unsur-unsur/ikatan kimia yang dapat di ubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna bila dimasukkan kedalam tubuh (Sunita Almatsier, 2009:3)
Pola makan (Yayuk, 2004:69) adalah susunan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu.Soegeng Santosa dkk (2004) mengungkapkan bahwa pola makan merupakan berbagai informasi yang memberi gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu. Pendapat dua pakar yang berbeda-beda dapat diartikan secara umum bahwa pola makan adalah cara atau perilaku yang ditempuh seseorang atau sekelompok orang dalam memilih, menggunakan bahan makanan dalam konsumsi pangan setiap hari yang meliputi jenis makanan, jumlah makanan dan frekuensi makan yang berdasarkan pada faktor-faktor sosial, budaya dimana mereka hidup.
Pola makan yang benar akan menentukan kesehatan seseorang. Jika pola makan benar, kesehatan terjaga, sebaliknya apabila pola makan tidak benar, besar kemungkinan kita akan terkena berbagai penyakit. Ada pepatah mengatakan bahwa kesehatan manusia terletak pada perut. Bila perut dijejali dengan makanan yang mengandung sampah, racun ataupun zat-zat yang sangat membayakan tubuh (Ahmad J. Ramadhan, 2008:13).
Pola makan yang sehat adalah pola makan yang seimbang antara karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Sementara itu, makanan yang seimbang adalah makanan yang tidak mementingkan salah satu unsur tertentu dan tidak mengabaikan unsur lainnya ( Ahmad J. Ramadhan, 2008:29).
2.1.2  Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Makan
1.    Budaya
Budaya cukup menentukan jenis makanan yang sering dikonsumsi. Demikian pula letak geografis mempengaruhi makanan yang diinginkannya. Sebagai contoh, nasi untuk orang-orang Asia dan Orientalis, pasta untuk orang-orang Italia, curry (kari) untuk orang-orang India merupakan makanan pokok, selain makana-makanan lain yang mulai ditinggalkan. Makanan laut banyak disukai oleh masyarakat sepanjang pesisir Amerika Utara. Sedangkan penduduk Amerika bagian Selatan lebih menyukai makanan goreng-gorengan.
2.    Agama/Kepercayaan
Agama/kepercayaan juga mempengaruhi jenis makanan yang dikonsumsi. Sebagai contoh, agama Islam dan Yahudi Orthodoks mengharamkan daging babi. Agama Roma Katolik melarang makan daging setiap hari, dan beberapa aliran agama (Protestan) melarang pemeluknya mengkonsumsi teh, kopi atau alkohol.


3.    Status Sosial Ekonomi
Pilihan seseorang terhadap jenis dan kualitas makanan turut dipengaruhi oleh status sosial dan ekonomi. Sebagai contoh, orang kelas menegah ke bawah atau orang miskin di desa tidak sanggup membeli makanan jadi, daging, buah dan sayuran yang mahal. Pendapatan akan membatasi seseorang untuk mengkonsumsi makanan yang mahal harganya. Kelompok sosial juga berpengaruh terhadap kebiasaan makan, misalnya kerang dan siput disukai oleh beberapa kelompok masyarakat, sedangkan kelompok masyarakat yang lain lebih menyukai hamburger dan pizza.
4.    Personal Preference
Hal-hal yang disukai dan tidak disukai sangat berpengaruh terhadap kebiasaan makan seseorang. Orang seringkali memulai kebiasaan makannya sejak dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Misalnya, ayah tidak suka makan kai, begitu pula dengan anak laki-lakinya. Ibu tidak suka makanan kerang, begitu pula anak perempuannya. Perasaan suka dan tidak suka seseorang terhadap makanan tergantung asosiasinya terhadap makanan tersebut. Anak-anak yang suka mengunjungi kakek dan neneknya akan ikut menyukai acar karena mereka sering dihidangkan acar. Lain lagi dengan anak yang suka dimarahi bibinya, akan tumbuh perasaan tidak suka pada daging ayam yang dimasak bibinya.
5.    Rasa Lapar, Nafsu Makan, Dan Rasa Kenyang
Rasa lapar umumnya merupakan sensasi yang kurang menyenangkan karena berhubungan dengan kekurangan makanan. Sebaliknya, nafsu makan merupakan sensasi yang menyenangkan berupa keinginan seseorang untuk makan. Sedangkan rasa kenyang merupakan perasaan puas karena telah memenuhi keinginannya untuk makan. Pusat pengaturan dan pengontrolan mekanisme lapar, nafsu makan dan rasa kenyang dilakukan oleh sistem saraf pusat, yaitu hipotalamus.
6.    Kesehatan
Kesehatan seseorang berpengaruh besar terhadap kebiasaan makan. Sariawan atau gigi yang sakit seringkali membuat individu memilih makanan yang lembut. Tidak jarang orang yang kesulitan menelan, memilih menahan lapar dari pada makan.
7.      Usia Dan Jenis Kelamin
Sudah sering kita mendengar berbagai makanan yang dianggap tabu untuk laki-laki, perempuan atau orang dalam kondisi tertentu di dalam tradisi kita. Banyak juga yang menganggap itu sebagai mitos yang belum tentu benar. Tetapi meskipun kebenarannya diragukan, banyak kalangan yang berpegang teguh pada larangan itu. Mereka pantang memakan makanan-makanan itu. Alasannya, berjaga-jaga jika itu memang benar.
Maka, sejumlah penelitian dilakukan. Sebagian membuktikan bahwa mitos hanya sekadar mitos. Misalnya, jika lelaki sering makan terung, dia punya kecenderungan impoten, ternyata tak terbukti. Tetapi, ada juga mitos yang setelah ditelusuri secara ilmiah, memang menunjukkan kebenarannya. Nah, dalam hubungannya dengan gender, di bawah ini ada sejumlah makanan (buah-buahan dan sayuran) yang dianjurkan karena berkhasiat tertentu dalam kaitannya dengan kemampuan terbaik bagi laki-laki atau perempuan.
Berdasarkan tingkatan umur pola makan yang baik digolongkankan menjadi :
a.       Pola makan yang baik pada Usia 20-an
Sebenarnya saat ini, adalah scat yang paling indah dalam kehidupan Anda. Anda leluasa menikmati hidangan-hidangan yang lezat, tanpa batasan, selama Anda aktif dan tidak kegemukan. Kebutuhan-kebutuhan akan zat gizi sebenarnya sudah menurun dibanding waktu usia belasan tahun. Tetapi bagi wanita kebutuhan akan zat besi tetap lebih tinggi dibandingkan pria, karena pada proses menstruasi, wanita banyak kehilangan zat besi. Karena itu dianjurkan bagi para wanita, agar terhindar dari anemia besi, perbanyaklah makan ma-kanan yang kandungan besinya tinggi, seperti hati, ayam, kuning telur, daging, biji-bijian, buah-buahan dan sayur-sayuran. Zat besi yang berasal dari hewan, lebih mudah diserap oleh tubuh dibanding yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.Bagi wanita yang memakai pil KB, perlu memperhatikan kecukupan akan vitamin, terutama vitamin C, B6. Bt2, dan asam folat. Bila konsumsi Anda akan buah-buahan dan sayur-sayuran cukup, diharapkan hal ini bisa teratasi. Tapi jika tidak, perlu penambahan berupa tablet.Hal lain lagi yang perlu Anda perhatikan, jangan melupakan sarapan pagi. Menurut pe-nelitian, mereka yang tidak sarapan pagi, kemampuan untuk konsentrasi rendah, serta kasus kecelakaan lalu lintas meningkat.
b.      Pola makan yang baik pada Usia 30-an
Basal metabolisme (kebutuhan tubuh akan energi) dalam keadaan istirahat menurun secara bertahap. Sebaiknya mulailah mengurangi konsumsi Anda. Untuk wanita sekitar 150 kalori, sedangkan pria 200 kalori dari kebutuhan Anda sehari-hari. Makanan senilai 150 kalori itu misalnya satu gelas soft drink, 1 potong kue basah seperti wajik ketan, getuk lindri, satu taker kelepon, 1 gelas susu segar tanpa gula. Sedangkan menu makanan senilai 200 kalori seperti satu buah bapel, pastel, donat, juga dua buah so3is (a 50 gram). Saat ini pun Anda sudah ham mulai mengurangi konsumsi lemak, gula, dan garam yang dimaksudkan di sini unsur natrium) serta dianjurkan giat berolahraga. Anda perlu memulai tindakan-tindakan di atas agar kelak terhindar dari penyakit-penyakit seperti kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah, kencing manis.
c.       Pola makan yang baik pada Usia 40 - 60-an
Pada usia ini proses menua sedang berjalan. Proses menua ini adalah suatu proses alamiah yang akan dialami oleh setiap individu yang telah mengalami usia maturitas, yang umumnya disertai oleh penurunan kualitas hidup. Tidak heran pada masa ini di dalam tubuh terjadi perubahan-perubahan fisiologi yang meliputi berbagai hal, antara lain kebutuhan tubuh akan energi menurun. Hal ini disebabkan adanya penurunan masa otot dan peningkatan lemak tubuh.Jika makan tidak dikontrol, kegemukan mudah sekali terjadi, lebih-lebih jika aktivitas fisik kurang. Kebutuhan tubuh akan energi ini menurun sebanyak 5% untuk setiap penambahan usia 5 tahun, setelah Anda berusia 40 tahunan. Menurut Widya Karya Gizi, laki-laki dewasa sampai usia 60 tahun, memerlukan 2400 kalori/hari. Sedang wanita 1900 kalori/hari. Jadi seorang pria usia 50 tahun perlu mengurangi konsumsinya sekitar 240 kalori, sedang wanita 190 kalori. Pada usia 60 tahun pria mengurangi 480 kalori, sedangkan wanita 380 kalori per hari.
Di samping kebutuhan tubuh akan energi menurun, juga terdapat penurunan sekresi asam lambung. Hal ini akan mengakibatkan gangguan pada penyerapan kalsium dan besi.Sekresi dari enzym lipase juga menurun, ini akan mengakibatkan gangguan absorpsi lemak, yang selanjutnya menimbulkan konstipasi (sulit buang air besar). Ini pun akan lebih memudahkan timbulnya keracunan makanan dan timbulnya kanker usus.Sistem pemafasan, kardiovaskuler dan juga ginjal mengalami kemunduran. Pada wanita bila telah mengalami menopause, perlu berhati-hati, karena sering timbul kerapuhan tulang yang dikenal sebagai osteoporosis. Makanan yang cukup kalsium, flour dan vitamin D serta olahraga yang teratur dapat membantu mengurangi kasus ini. Vitamin D banyak didapat pada hati, ikan, serta minyak ikan. Flour terdapat pada air minum dan teh. Sedang kalsium banyak terdapat pada ikan yang dimakan dengan tulangnya, susu, keju serta sayuran yang berwarna hijau.Selain osteoporosis, bahaya lain lagi yang mengintai wanita setelah menopause ini adalah peningkatan kadar kolesterol darah. Oleh karena itu kasus timbulnya penyakit jantung pada wanita lebih tinggi daripada laki-laki.Untuk mengatasinya perlu pembatasan pemakaian lemak, juga buat kaum pria. Juga perlu dihindarkan/dibatasi makanan-makanan yang kandungan kolesterolnya tinggi, seperti jerohan (usus, babat, hati, otak, sumsum), juga udang, kuning telur dan susu full-cream (penuh). Dengan mempertahankan kelangsingan dan kebugaran serta perbanyak makan sayur--sayuran dan buah-buahan. Kurangi pemakaian lemak dan karbohidrat sederhana (gula, madu). Hal-hal tersebut merupakan langkah yang tepat untuk tetap sehat dan bugar da-lam periode usia ini.
d.      Pola makan yang baik pada Usia 65 tahun ke atas
Pada usia lanjut ini, sering kali terjadi salah gizi, karena kehilangan kemampuannya. Akibatnya rasa makanan harus tinggi baru mereka rasakan enak. Yang berbahaya bila konsumsi garam tinggi, ini akan mempermudah timbulnya tekanan darah tinggi dan meningkatnya kasus serangan jantung dan stroke. Terlalu banyak gula, menyebabkan kebutuhan tubuh akan vitamin B komplek meningkat. Vitamin ini sangat penting pada proses pembentukan energi tubuh. Tanpa cukup makanan yang berkualitas tinggi (bagus), orang usia lanjut mudah sekali kekurangan akan serat, vitamin C, kalsium, besi, dan vitamin B komplek. Buah-buahan dan sayur-sayuran segar merupakan sumber utama dan me-ngandung serat, vitamin C dan vitamin A.
Di samping itu jangan lupa mengkonsumsi sumber protein hewani dalam jumlah yang cukup. Pilihlah sumber protein hewani seperti daging tanpa lemak, ikan, ayam, susu non-fat, kerang- kerangan. Juga jangan lupa sumber protein nabati seperti tahu, tempe atau kacang-kacangan .
Untuk membangun tubuh yang sehat, dan lebih penting lagi mempertahankannya, pemasukkan gizi yang baik diperlukan. Pola makan sehat juga penting untuk membantu melindungi seseorang dari penyakit seperti penyakit jantung dan kanker tertentu.
2.1.3  Zat Makanan Yang Dibutuhkan Tubuh
1.      Karbohidrat.
Karbohidrat merupakan senyawa yang terdiri dari elemen-elemen karbon, hidrogen dan oksigen dan terbagi menjadi gula/karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana merupakan sumber energi yang paling ekonomis dan paling banyak tersedia. Karbohidrat sangat bermanfaat karena merupakan penghasil energi yang cepat dan menghasilkan serat agar proses eliminasi pencernaan dan fungsi-fungsi intestinal berfungsi normal. Karbohidrat adalah sumber energi tubuh dan dapat anda temukan dalam 2 bentuk : tepung dan gula. Tepung ditemukan di makanan seperti beras, pasta, roti, kentang, kacang-kacangan, dan padi-padian. Gula dapat ditemukan di makanan seperti coklat, permen atau kue. Karbohidrat untuk makanan sehat seharusnya lebih mengandung tepung dibandingkan mengandung gula.
Jika seseorang tidak mengkonsumsi karbohidrat yang sesuai dengan kebutuhannya akan menimbulkan efek-efek merugikan. Kekurangan asupan karbohidrat dapat menimbulkan kehilangan energi, mudah lelah, terjadi pemecahan protein yang berlebihan, dan akan mengalami gangguan keseimbangan air, natrium, kalium dan korida. Sebaliknya, jika seseorang kelebihan mengkonsumsi karbohidrat akan meyebabkan berat badan meningkat dan terjadi obesitas.
2. Protein
Protein merupakan sat pembangun jaringan tubuh. Protein terutama terdapat pada otot dan kelenjar, organ-organ dalam, otak, syaraf, kulit, rambut dan kuku, enzim-enzim serta hormon. Protein berasal dari sumber-sumber makanan hewan dan tumbuhan. Sumber protein penting adalah daging, ikan, susu dan produk mengandung susu. Seperti halnya karbohidrat, protein mengandung karbon, hidrogen dan oksigen, tetapi selain itu protein juga mengandung nitrogen. Beberapa protein juga mengandung fosfor, sulfur, iodium dan zat besi.
Fungsi protein antara lain menjaga proses fisiologis tubuh karena merupakan bahan pembentuk hormon, protein plasma, antibodi dan kromosom. Protein juga berperan dalam perkembangan tubuh yaitu penting bagi pertumbuhan, pemulihan dan memelihara struktur tubuh. Protein berperan juga dalam metabolisme, karena sebagai enzim protein mempercepat terlibat aktif dalam reaksi biologis dan kimiawi tubuh. Fungsi protein yang lain adalah memelihara keseimbangan asam basa,sebagai sumber energi dan dapat berperan sebagai penawar racun.
Kebutuhan protein perharinya adalah sekitar 0,8 g/kg berat badan/hari. Kekurangan protein dapat menyebabkan mudah lelah, kehilangan selera makan, diare dan vomitus, retardasi pertumbuhan serta dapat terjadi odema, misalnya pada penyakit kwasiorkor. Kelebihan protein dapat menimbulkan beban kerja hati dan ginjal bertambah berat.
3. Lemak
Lemak tersusun atas karbon, hidrogen dan oksigen sebagai sumber cadangan energi tubuh. Lemak tidak dapat larut dalam air tetapi larut pada larutan organik seperti kloroform, eter, dan petroleum. Sumber utama lemak adalah lemak hewani dan minyak tumbuhan seperti minyak kelapa, minyak kelapa sawit, jagung, dan sebagainya. lemak dapat dilihat diantaranya dalam bentuk daging, minyak tumbuhan dan keju.
Lemak merupakan energi simpanan untuk tubuh yang akan dibakar saat dibutuhkan. Kita semua butuh lemak tapi tidak berlebihan. Memang baik untuk makan lebih banyak lemak tidak jenuh dan lebih sedikit lemak jenuh. Lemak tak jenuh dapat ditemukan di minyak sayur seperti sunflower dan ikan berminyak seperti makarel atau sarden dan mentega halus. Lemak jenuh dapat ditemukan di daging dan produk-produk bersusu, biskuit, dan kue.
Lemak mempunyai fungsi penting, diantaranya menghasilkan energi, membaw vitamin A, D, E dan K yang larut dalam lemak. Lemak akan memberikan asam lemak esensial yang dibutuhkan bagi pertumbuhan dan kesehatan kulit. Jika asupan lemak kurang mencukupi kebutuhan tubuh, akan mudah terjadi penyakit kulit atau ekzema dan dapat mengalami retardasi pertumbuhan. Konsumsi lemak yang berlebihan dapat meningkatkan berat badan dan menyebabkan obesitas. Bagi seseorang yang menderita dislipidemia, konsumsi lemak berlebihan dapat menaikkan kadar kolesterol dan trigliserida.
4. Serat
Sumber serat yang baik adalah sereal sarapan pagi, roti gandum, buah dan sayuran, remah dan kacang-kacangan. Seorang pria butuh sekitar 18-30 gms per serat satu harinya.
5. Vitamin
Vitamin adalah zat yang dalam jumlah kecil diperlukan untuk kesehatan tubuh. Kekurangan tertentu dapat menghambat metabolisme, menyebabkan kelelahan, dan masalah kesehatan lainnya. Defisiensi vitamin tertentu dapat menimbulkan penyakit yang hanya dapat sembuh dengan pemberian vitamin. Vitamin memiliki fungsi yang sangat bervariasi dan berperan dalam pertumbuhan, melahirkan keturunan yang sehat serta menjaga kesehatan. Vitamin sangat penting dalam metabolisme tubuh, yang memungkinkan tubuh menggunakan zat nutrisi penting seperti karbohidrat, lemak, protein dan mineral. Beberapa vitamin dapat meningkatkan nafsu makan membantu pencernaakan dan sebagai pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri. Vitamin sangat penting karena berbagai alasan. Mereka mempertahankan semuanya, mulai dari sistem kekebalan dan pencernaan yang sehat sampai kulit yang bagus.


6. Mineral
Memiliki peran penting dalam mempertahankan struktur tubuh termasuk rambut, gigi dan tulang, serta membantu menjaga pergerakan otot, mengatur proses fisiologis tubuh dan menjaga keseimbangan asam basa. Mineral juga berperan penting untuk pembentukan sel-sel baru sehingga sangat diperlukan bagi pertumbuhan bayi dan balita.
7. Air
Tidak mengejutkan kalau ini merupakan yang paling penting. Seorang pria seharusnya meminum sekitar 1.5 sampai 2.5 liter air perhari. Jumlah ini meningkat jika udaranya panas dan saat berolahraga. Pada pria, air meliputi 50-70% berat tubuh total dan tanpa itu, kita tidak dapat berfungsi secara tepat. Air memiliki peran penting dalam penyerapan gizi, sirkulasi dan penghilangan material buangan.
2.2. Konsep Dasar Asam urat
2.2.1        Pengertian Asam urat
Asam urat adalah hasil metabolisme tubuh oleh salah satu unsur protein yang mengandung purin. Oleh karena itu kadar asam urat didalam darah meningkat bila seseorang banyak mengkonsumsi daging atau makanan lainnya yang mengandung purin (Dewi Kurnia, 2009;11).
Gout atau penyakit asam urat adalah penyakit dimana terjadi penumpukan asam urat dalam tubuh secara berlebihan, baik akibat produksi yang meningkat, pembuangannya melalui ginjal yang menurun, atau akibat peningkatan asupan makanan kaya purin. Gout terjadi ketika cairan sangat jenuh akan asam urat  karena keadaan atau kadarnya yang tinggi.
Kadar asam urat dalam darah tergantung usia dan jenis kelamin. Pada laki-laki, sebelum pubertas kadarnya sekitar 3,5mg/dl dan meningkat secara bertahap, Setelah pubertas dapat mencapai 5,2mg/dl. Beda pada perempuan kadar asam urat biasanya tetap rendah, baru pada usia pra-menopause kadar di dalam darah rata-rata sekitar 4mg/dl. Setelah menopause, kadarnya meningkat mendekati kadar pada laki-laki yaitu bisa mencapai 4,7mg/dl bahkan lebih (Dewi Kurnia, 2009;11).
2.2.1.1 Makanan Yang Harus Dihindari Atau Dikurangi Jumlahnya :
1.      minuman fermentasi dan mengandung alkohol seperti bir, wiski, anggur, tape, dan tuak.
2.      udang, remis, tiram, kepiting,
3.      berbagai jenis makanan kaleng seperti sarden,kornet sapi
4.      Berbagai jeroan seperti hati, ginjal, jantung, otak, paru, limpa, usus,
5.    buah-buahan tertentu seperti durian, alpokat dan es kelapa.
6.    ikan, daging kambing, daging ayam, daging sapi,
7.    tempe, emping, kacang, oncom,
8.    beberapa jenis sayuran tertentu seperti brokoli, bayam, kangkung, kol dan tauge.
2.2.2        Gejala
Gejala penyakit akibat kelebihan asam urat adalah nyeri yang tiba-tiba muncul yang diikuti dengan rasa panas, bengkak, kemerahan dan pucat pada sendi yang mengalami penimbunan kristal asam urat. Rasa nyeri yang timbul ini bisa  hebat, bahkan dengan sentuhan halus saja pasien sudah merasa nyeri. Nyeri tersebut juga bisa disertai demam pada masa serangan akut. Nyeri  ini akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa jam atau hari dengan atau tanpa pengobatan. Sendi pada pangkal  ibu jari terkena serangan asam urat akut. Sendi-sendi lain yang juga sering terkena adalah tumit, lutut, pergelangan tangan, jari-jari dan siku.
2.2.3        Etiologi
2.2.3.1  Pemicu Tingginya Asam Urat Dalam Darah
1.      Produksi asam urat dalam tubuh meningkat
Keadaan ini terjadi karena tubuh memproduksi asam urat secara berlebihan. Sebagai penyebabnya antara lain:
a.       Produksi asam urat dalam tubuh sangat brlebihan karena adanya gangguan metabolism purin bawaan. Kelainan ini bersifat pautan-X, dimana perempuan sebagai pembawa gen ini biasanya tanpa gejala.
b.      Produksi asam urat berlebihan akibat aktifitas enzim fosforibosil sintetase
c.       Akibat mengkonsumsi makanan yang berkadar purin tinggi seperti, daging, jeroan, kepiting, kerang, keju, kacang tanah, bayam, buncis, kembang kol, dan brokoli. Metabolism makanan tersebut akan membentuk asam urat.
2.      Kurangnya pembuangan asam urat
Berkurangnya pembuangan asam urat terjadi akibat ketidakmampuan ginjal mengeluarkan asam urat yang terbentuk berlebihan dalam tubuh. Keadaan ini timbul karena akibat beberapa hal sebagai berikut:
a.       Mengkonsumsi obat tertentu yang mengandung pirazinamid, beta bloker dan salisilat. Obat-obat yang mengandung zat tersebut bias meningkatkan asan urat dalam darah.
b.      Dalam keadaan kelaparan. Pada keadaan ini, kekurangan kalori tubuh dipenuhi dengan membakar lemak tubuh. Zat keton yang terbentuk dari pembakaran lemak akan menghambat keluarnya asam urat meloalui ginjal. Akibatnya kadar asam urat dalam darah meningkat.
c.       Keracunan kehamilan
d.      Berolahraga terlalu berat. Olahraga terlalu berat akan menimbulkan penimbunan asam laktat di otot sehingga pengeluaran asam urat  melalui ginjal berkurang.
e.       Minum alkohol berlebihan. Alkohol secara alami dibentuk melalui proses fermentasi karbohidrat oleh mikroorganisme dalam bentuk anaerobic. Pengaruh alkohol terhadap tubuh telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu. Diminum dalam jumlah yang terkendali, alkohol dapat  dikatakan berpengaruh baik terhadap seseorang, yaitu mengurangi ketegangan dan menimbulkan rasa percaya diri. Masalahnya adalah jumlah yang terkendali itu sukar ditetapkan, karena manusia berbeda dalam tingkat toleransinya terhadap alkohol yang ditentukan oleh keturunan, keadaan kesehatan, gender, berat badan, dan umur (Sunita Almatsier, 2009:129).
f.       Kadar kalsium darah meningkat
g.      Hipertensi esensial
h.      Gagal ginjal
i.        Keracunan timah
3.      Produksi asam urat berlebihan, sedangkan pembuangan terganggu
Keadaan ini disebabkan karena gabungan produksi purin endogen meningkat, asupan purin yang tinggi namun pembuangan asam urat melalui ginjal berkurang.

4.      Penyebab lain
a.       Suku bangsa dan ras tertentu
Penyakit ini memang dijumpai disetiap Negara, namun dari hasil penelitian epidemiologis menunjukkan bahwa suku bangsa Maori di Asia Selandia Baru, bangsa Filipina, dan bangsa-bangsa di asia tenggara memiliki kecenderungan terserang penyakit ini.
b.      Kegemukan/obesitas
c.       Kelainan kongebital
d.      Intoleransi fruktosa
2.2.3.2 Penggolongan Penyakit Asam Urat Berdasarkan Penyebabnya
1.      Pembentukan asam urat yang berlebihan
a.       Gout primer metabolic, disebabkan sintesis langsung yang bertambah.
b.      Gout sekunder metabolic, disebabkan pembentukan asam urat berlebih karena penyakit lain seperti leukemia, terutama bila di obati dengan sitostatika, psoriasis, polisitemia vera, dan meilofibrosis.
2.      Kurangnya pembuangan asam urat melalui ginjal
a.       Gout primer renal, terjadi karena gangguan eskresi asam urat di tubuli distal ginjal yang sehat. Penyebabnya tidak diketahui.
b.      Gout sekunder renal, disebabkan oleh kerusakan ginjal, misalnya pada glomerulonefritis kronik atau gagal ginjal kronik.
3.      Perombakan dalam usus yang berkurang. Namun, secara klinis hal ini tidak penting (arif mansjoer dkk, 2001:542).

2.2.4        Penyakit Yang Dapat Ditimbulkan Asam Urat Tinggi
Tingginya kadar asam urat dapat menimbulkan penyakit gout, yaitu penyakit akibat pengendapan kristal monosodium urat (MSU) di jaringan. Istilah gout berasal dari kata gutta yang berarti tetesan.
Endapan MSU dalam jaringan menimbulkan berbagai macam penyakit seperti peradangan akut atau kronik berulang yang disebut reumatik gout atau arthritis gout yaitu timbulnya benjolan akibat menumpuknya MSU di persendian, tulang rawan, atau jaringan lunak, terganggunya fungsi ginjal yang disebut nefropati gout, dan terbentuknya batu asam urat di ginjal atau kandung kemih.
1.      Reumatik gout
Di Indonesia reumatik gout menempati  urutan ke dua terbanyak setalah penyakit osteoarthritis yang dikenal sebagai penyakit pengkapuran sendi. Penyakit ini berhubungan dengan tingginya kadar asam urat serum. Walaupun penyakit ini merupakan penyakit reumatik yang pengobatannya mudah,  tetapi bila di abaikan dapat mengakibatkan kerusakan sendi. Hal ini disebabkan oleh tumpukan monosodium urat monohidrat di persendian, yang akan menimbulkan peradangan sendi, kemudian memicu timbulnya reumatik gout akut. Bila penanganannya tidak memadai akan menimbulkan rasa nyeri yang hebat, peradangan tersebut lambat laun akan merusak struktur sendi dan menyebabkan kecacatan.
Penderita gout 90% adalah laki-laki berusia 40-50 tahun. Namun hal ini dapat terjadi pada semua kelompok usia. Pada perempuan kadar asam urat pada umumnya rendah, namun akan meningkat setelah menopause. Hal tersebut terjadi karena hormone estrogen pada perempuan membantu pembuangan asam urat melalui urin. Pada usia menopause kadar asam urat didalam darah meningkat hingga mendekati kadar pada laki-laki.
Kasus rematik gout biasanya diberi gambaran klinis yang khas sehingga diagnosis mudah dibuat brdasarkan riwayatnya. Riwayat penyakit gout yang khas tersebut sebagai berikut :
a.       Hiperurisema asimptomatik
Hiperurisema asimptomatik adalah keadaan kadar asam urat darah meningkat selama bertahun-tahun tanpa menimbulkan rasa sakit di persendian. Penyakit ini umumnya diketahui secara tidak sengaja saat melakukan medical-chek up, namun jika kekurangan enzim HGPRT (hypoxanthine guanine phosphoribosyl transferase) keadaan ini bias timbul sejak lahir. Hiperurisema asimptomatik bias berlangsung seumur hidup tanpa menimbulkan gejala. Namun, umumnya reumatik gout bias timbul pada penderita hiperurisemia yaqng menahun. Perlu diketahui serangan reumatik gout akut tidak selalu berhubungan dengan tingginya kadar asam urat darah. Jadi kadar asam urat tinggi tidak selalu identik dengan tiimbulnya serangan reumatik gout akut. Justru kadar asam urat darah yang tiba-tiba meninggi atau menurun bias mencetuskan serangan reumatik gout akut dan memperlambat penyembuhan reumatik gout akut.
b.      Reumatik gout akut
Reumatik gout adalah penyakit yang disebabkan oleh penimbunan Kristal monosodium urat (MSU) yang terjadi karena supersaturasi cairan ekstraseluler dan mengakibatkan manifestasi klinik. Serangan penyakit reumatik gout aku untuk pertama kali ditandai dengan proses peradangan pada satu sendi, biasanya timbul pada sendi di pangkal ibu jari kaki. Radang sendi tersebut timbul dengan gejala yang lengkap berupa nyeri hebat, bengkak, kulit diatas sendi yang sakit berwarna kemerahan dan bila diraba terasa panas. Rasa nyeri yang hebat biasanya timbul menjelang pagi hari dan menyebabkan penderita sukar berjalan. Rasa sakit akan mengalami puncaknya setelah 24 jam timbul gejala pertama. Serangan gout akut yang pertama kali akan menghilang secara perlahan-lahan dalam waktu 5-15 hari tanpa pengobatan. Serangan gout akut bisa juga mengenai sendi lain seperti sendi pergelangan kaki, lutut dan pangkat jari tangan.
Serangan gout akut sering terjadi tiba-tiba tanpa sebab yang nyata dan dipicu oleh:
1.      Alkohol
2.      Trauma/benturan ringan pada sendi
3.      Kekurangan cairan akibat kekurangan minum
4.      Makan berlebihan
5.      Diet yang terlalu ketat
6.      Puasa
Serangan gout akut akan berlangsung lebih lama bila mendapatka pertolongan yang salah. Jika pertolongan yang diberikan ternyata menyebabkan turunnya asam urat secara mendadak akan menyebabkan rasa sakit yang lama dan panjang. Pada serangan arthritis gout akut, kadar asam urat darah dapat meninggi, normal ataupun rendah. Namun pada suatu penelitian ternyata pada 12,5% kasus arthriris gout akut ditemukan kadar asam urat darah yang rendah.
c.    Sembuh sempurna di antara dua serangan akut
Setalah serangan yang pertama, penderita akan masuk pada fase interkritikal gout. Interkritikal gout adalah masa tidak sakit di antara dua serangan gout. Penderita dalam keadaan sehat selama jangka waktu terteentu pada masa ini. Tidak ada rasa nyeri sedikitpun, bahkan penderita dapat bergerak normal kembali.
Serangan ini kadang hanya diderita satu kali. Namun kebanyakan penderita akan mengalami serangan berikutnya setelah 6 bulan hingga 2 tahun setelah serangan pertama, bahkan ada yang timbul setelah 5 atau 10 tahun kemudian. Pada serangan kedua dan selanjutnya reumatik gout akan menyerang beberapa sendi sekaligus dengan rasa nyeri yang lebih hebat, rasa sakit lebih lama, demam, frekuensi serangan meningkat dan masa kesembuhan semakin pendek. Kadang rasa nyeri berlangsung terus menerus disertai bengkak dan kaku pada sendi yang sakit. Jika tidak di obati, suatu saat bias menjadi reumatik gout kronik sehingga tidak lagi terbebas dari serangan.
d.      Reumatik gout kronik bertofi
Reumatik gout kronik bertofi adalah serangan arthritis akut  yang terjadi 4-5 kali dalam satu tahun tanpa di sertai masa kesembuhan. Pada tahap ini akan timbul benjolan-benjolan (tofi) disekitar sendi yang merasang. Tofi ini berupa benjolan keras yang berisi endapan Kristal monosodium urat.  Benjolan biasanya timbul setelah lebih dari 10 tahun sejak serangan pertama. Persendian yang terdapat benjolan cenderung rusak, demikian juga tulang sekitarnya. Pada fase ini bisa timbul komplikasi jangka panjang gout seperti batu ginjal dan kerusakan ginjal.
2.      Tofi
Tofi atau benjolan adalah timbunan Kristal monosodium urat monohidrat disekitar persendian yang sering mengalami serangan akut atau timbul disekitar tulang rawan sendi, synovial, bursa, atau tendon. Di luar sendi, tofi juga bisa ditmukan seperti di jaringan lunak, otot jantung, katub bicuspid jantung, retina mata, dan pangkal tenggorok. Tofi tampak seperti benjolan kecil berwarna pucat, sering teraba pada daun telinga, punggung, lengan sekitar siku, ibu jari kaki, bursa disamping tulang tempurung lutut dan pada tendon Achilles.
Tofi terbentuk dipengaruhi oleh tingginya kadar asam urat dalam darah, factor setempat dan  fungsi ginjal. Tofi ditemukan pada kadar asam urat 10-11 mg/dl. Pada kadar >11 mg/dl, pembentukan tofi menjadi sangat progresif. Jika hiperurisemia tidak terkontrol, tofi bisa membesar dan menyebabkan kerusakan sendi sehingga fungsi sendi terganggu. Tofi juga bisa menjadi koreng dan mengeluarkan cairan kental seperti kapur yang mengandung Kristal MSU. Bila tofi sudah mengoreng, biasanya luka terbuka sangat sukar sembuh. Oleh karena itu, tofi jangan di operasi dengan maksud menghilangkan benjolan yang ada. Dengan adanya tofi, mungkit sudah terjadi pengendapan Na urat dalam ginjal. Tofi bisa timbul pada penderita arthritis gout yang mempunyai keadaan seperti:
1.      Menderita arthritis gout lebih dari 10 tahun
2.      Serangan pertama terjadi pada usia muda
3.      Serangan pertama terjadi sangat berat
4.      Tidak mendapat pengobatan
5.      Mandapat serangan arthritis yang berulang
6.      Kadar asam urat darahnya tinggi
3.      Gangguan fungsi ginjal
Yang sering terjadi pada komplikasi hiperurisemia setelah arthritis gout adalah gangguan fungsi ginjal atau nefropati gout. Pada jaringan ginjal  bisa terbentuk mikrotofi akibat gout dan hiperurisemia. Mikrotofi dapat menyumbat dan merusak saringan ginjal yang disebut glomerulus.Ada dua macam nefrotofi gout yaitu:
a.       Nefropati urat
Pada nefrotofi urat endapan Kristal MSU terdapat di dalam jaringan ginjal penderita bisa mengalami hipertensi, penurunan laju filtrasi glomelurus, penurunan kemampuan pemekatan urin oleh ginjal,  dan terdapatnya protein pada urin.
b.      Nefropati asam urat
Kelainan ini terjadi akibat meningkatnya konsentrasi asam urat dalam urin. Keadaan ini akan menjadi Kristal asam urat dan terbentuknya batu asam urat. Selain batu juga terjadi neffropati obstruktif akibat presipitasi Kristal urat yang berlebihan di tubulus ginjal.
Nefropati asam urat ditandai dengan meningkatnya kadar asam urat dalam darah (>20 mg/dl), produksi urin sedikit atau bahkan tidak memproduksi urin sama sekali, dan rasio asam urat urin berbanding kreatinin urin lebih dari 1,0.
4.      Batu urat diginjal
Kelainan ini terjadi akibat tingginya konsentrasi asam urat di dalam urin. Batu asam urat di ginjal ditemukan pada 10-25% penderita gout. Bila kadar asam urat darah >13 mg/dl atau ekskresi asam urat di urin >1.100 mg/dl timbulnya batu asam urat akan menjadi 50%. Untuk mencegah terbentuknya batu ginjal, penderita di anjurkan untuk:
1.      Banyak minum. Hal ini dapat dikontrol dari warna urin. Bila minum cukup urin berwarna jernih, kecuali urin pertama pada pagi hari. Namun bila kurang minum warna urin akan menjadi keruh. Banyak minum saat mengeluarkan banyak keringat,dengan begitu konsentrasi asam urat di urin tidak tinggi.
2.      Hindari makanan yang berkadar purin tinggi, dan
3.      Control keasaman urin. Bila kadar asam urat di urin tinggi maka pH uri turun dan menyebabkan urin menjadi asam. Urin yang assam akan mengendapkan Kristal urat sehingga terbentuk batu urat di ginjal dan saluran kencing.
Endapan MSU di ginjal akan merusak parenkin ginjal yang pada akhirnya menyebabkan gagal ginjal. Adanya batu urat di ginjal menandakan allopurinol harus diberikan seumur hidup guna melindungi ginjal.
2.2.5        Diagnosis
Penderita yang sering mengeluh rasa nyeri pada persendian sering mengatakan terserang penyakit asam urat walaupun tidak semua rasa nyeri ternyata disebabkan kadar asam urat yang tinggi. Oleh Karenna itu, perlu dilakukan pemeriksaan untuk memberikan diagnosis dan pengobatan secara tepat.
1.      Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium harus dilakukan untuk diagnosis bagi penderita arthtritis gout. Pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah:
a.  Kristal MSUM
Diagnosis pasti arthritis gout berdasarkan ditemukannya Kristal MSUM pada cairan sendi.


b.      Kadar asam urat darah
Pemeriksaan kadar asam urat darah nilainya sangat terbatas dalam diagnosis arthritis gout. Oleh karena itu, sebaiknya kadar asam urat darah diperiksa pada waktu penderita sehat, yaitu disaat tidak dalam serangan arthritis gout akut. Kadar asam urat darah stabil sekitar 5mg%.
c.       Keluarnya asam urat urin per 24 jam
Penentuan jumlah kadar assam urat di urin selama 24 jampenting untuk menentukan pengobatan. Selama 3-5 hari sebelum pemeriksaan dilakukan, penderita tidak boleh mengkonsumsi makanan yang mengandung purin dan alkohol.
d.      Pemeriksaan LED (Laju Endap Darah), CRP (Creactive Protein), ureum, kreatinin, CCT
2.      Gambaran radiologis
Pada stadium akut gout, hanya tampak berupa pembengkakan jaringan lunak disekitar persendian yang asimetrik, hal ini terjadi akibat reaksi peradangan pada stadium awal.
Perubahan gambaran radiologic pada arthritis gout kronis hanya terlihat bila tulang mengalami erosi sehingga terbentuk bulat atau lonjong dengan tepi yang sklerotik akibat deposit urat disekitar sendi. Tak jarang ditemukan pengapuran di dalam tofus. Tanda khas arthritis gout bila pada foto rontgen ditemukan erosi ‘punch out’.
3.      Diagnosis
Dengan adanya hasil laboratorium dan gambar radiologis maka jenis penyakit yang ada dapat diketahui.
a.       Arthritis Gout
Kriterinya sebagai  berikut:
1.      Ditemukan Kristal MSU pada cairan sendi (sinovial) atau tofi
2.      Menemukan 6 dari 12 kriteria dibawah ini:
1.      Inflamasi maksimum terjadi pada hari pertama
2.      Lebih dari satu kali serangan arthritis akut
3.      Arthritis pada satu persendian (arthritis monoartikuler)
4.      Kulit diatas sendi yang sakit tampak  kemerahan
5.      Nyeri bengkak pada pangkal ibu jari kaki (sendi MTP I)
6.      Serangan pada sendi MTP hanya satu sisi (unilateral)
7.      Serangan pada sendi di kaki unilateral
8.      Dicurigai adanya tofi
9.      Hiperurisemia
10.  Pembengkakan sendi asimetris (pada gambaran radiologis)
11.  Tampak kista subkortikal tanpa erosi
12.  Kultur bakteri cairan sendi hasilnya negative
b.      Batu Asam Urat
Batu asam urat biasanya kecil, bulat, berwarna kuning atau cokelat, dengan permukaan licin dan kasar, dan bisa keluar bersama urin saat berkemih. Dengan pemeriksaan laboratorium, batu yang keluar bisa terdeteksi apakah dari jenis natrium urat.
Adanya batu asam urat ginjal bisa di deteksi dengan:
1.      Pemeriksaan radiologis foto polos abdomen
2.      Ultrasonografi
3.      Intra venous pielografi
c.       Nefropati Gout
Setiap manusia mempunyai sepasang ginjal. Satu ginjal mempunyai kira-kira satu juta nefron. Nefron adalah unit anaatomi yang membersihkan darah di ginjal.
Pada nefropati gout, telah terjadi deposit Kristal urat, baik di glomerulus, tubulus, dan jaringan sekitarnya. Keadaan tersebut menyebabkan penurunan fungsi ginjal atau telah terjadi kegagalan fungsi ginjal. Dinyatakan gagal ginjal bila sudah terjadi penurunan fungsi ginjal sedemikian rupa sehingga nefron-nefron yang tersisa tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan tubuh untuk hidup normal. Pada keadaan ini, darah sudah tidak bisa di bersihkan lagi dari berbagai zat metabolit yang toksik dan tidak berguna. Akibatnya akan timbul uremia. Adanya penurunan fungsi ginjal bisa dideteksi dengan pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin.
2.2.6        Pengobatan Dan Pencegahan Asam Urat
Bila penderita reumatik gout tidak berobat secara teratur, penderita akan mengalami radang sendi akut yang berulang dengan kekambuhan yang semakin lama semakin sering, lama sakitnya semakin lama, bertambah sakit dan sendi yang nyeri akan bertambah banyak. Tofi yang ada semakin lama juga akan semakin besar, bahkan bisa pecah dan mengoreng. Pada ginjal dan saluran kemih bisa timbul batu, tersumbatnya saringan ginjal sehingga fungsi ginjal terganggu, bahkan bisa menjadi gagal ginjal terminal yang memerlukan tindakan cuci darah atau hemodialisa.
Untuk mencegah komplikasi di atas, perlu ada kesadaran penderita gout terhadap diet, obat dan konsultasi dengan dokter secara teratur. Penanganan gout meliputi empat bagian yaitu:
1.      Diet
Salah satu cara mengatasi penyakit gout adalah dengan mengatur jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh dan jenis makanan yang boleh di makan.
1.      Batasi mengkonsumsi makanan yang mengandung purin tinggi
2.      Jumlah kalori yang berasal dari makanan harus sesuai dengan kebutuhan berdasarkan indeks massa tubuh dan aktivitas fisik.
3.      Kurangi konsumsi karbohidrat sederhana
4.      Batasi konsumsi protein hingga 15% dari total kalori
5.      Konsumsi lemak jenuh dan tidak jenuh dibatasi hanya 15% dari total kalori
6.      Cukupi kebutuhan cairan
7.      Hindari alkohol
Di bawah ini beberapa zat nutrisi yang mempengaruhi kadar asam urat di dalam darah:
a.       Karbohidrat
Ada dua jenis karbohidrat yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana disebut juga zat gula, terdapat pada buah-buahan, gula pasir, gula aren, madu, glukosa, maltose, laktosa, dan hasil olahan lainnya seperti sirup, permen, gulali, manisan Dll. Bila dikonsumsi akan segera meningkatkan kadar gula glukosa darah dan dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat. Sedangkan karbohidrat kompleks disebut juga pati atau zat tepung seperti padi-padian, umbi-umbian, kacang-kacangan dan sagu. Baik di konsumsi oleh penderita hiperurisemia karena dapat meningkatkan keluarnya asam urat melalui urin.
b.      Protein
Protein yang berasal dari nabati maupun hewani selalu mengan dung purin, walau kadarnya berbeda-beda.contoh makanan yang berkadar purin tinggi adalah jeroan, ekstrak daging terutama daging berwarna merah. Untuk memenuhi kebutuhan protein, penderita di anjurkan mengkonsumsi yang kandungan purinnya rendah seperti susu, telur, keju, dan hasil olahan kacang-kacangan.
c.       Lemak
Harus di batasi konsumsi lemak seperti santan, daging berlemak, margarine, mentega, atau pengolahan makanan yang menggunakan lemak. Konsumsi lemak setiap hari sebanyak 15% dari total kalori. Hal ini dilakukan karena lemak dapat menghambat pembuangan asam urat melalui ginjal.
d.      Cairan
Cairan dapat meningkat pembuangan asam urat melalui urin. Cairan juga dibutuhkan dalam proses metabolisme, misalnya mengangkut sisa metabolism ke ginjal untuk di buang.


e.       Alkohol
Alkohol dimetabolisme menjadi asam laktat yang menghambat pembuangan asam urat. Makanan yang mengandung alkohol antara lain tape, brem, tuak, dan minuman beralkohol.
2.      Pengobatan dan pencegahan reumatik gout akut
Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian obat dan terapi sebagai berikut:
a.      Colchicines
b.      Obat antiinflamasi non-steroid (OAINS)
c.       Kortikosteroid
d.      Kompres.
3.      Pencegahan serangan reumatik gout akut
a.       Mengkonsumsi colchiclines dengan dosis 1x0,5 mg per hari sampai 12 bulan setelah serangan akut yang terahir
b.      Mengkonsumsi allopurinol dengan dosis 100-300 mg per hari
c.       Menghindari obat yang dapat meningkatkan kadar asam urat darah seperti; obat TB paru dan obat darah tinggi, makanan yang mengandung tinggi purin, alkohol, dan kegemukan.
4.      Pengobatan hiperurisemia jangka panjang
5.      Mencegah komplikasi
2.2.7        Tahap Tahap Perjalanan Penyakit asam urat
1.      Arthritis gout Asimtomatik
Pada tahap ini, kadar asam urat dalam darah meningkat tetapi tidak ada simtom. Padakondisi ini pasien tidak membutuhkan pengobatan. Dalam beberapa hal, hiperurisemia dapat ditemukan beberapa tahun sebelum serangan.Peningkatan asam urat biasanya terlihat pada laki-laki sesudah puber dan pada perempuan setelah menopause. Walau tidak semua pasien dengan hiperurisemia akan dapat serangan GA, tetapi pasien perlu waspada.
2.      Arthritis gout Akut (Acute gouty Arthritis)
Pada tahap ini, hiperurisemia menyebabkan mengendapnya kristal asam urat di sendi. Ini menyebabkan rasa nyeri intens dan mendadak, bengkak di sendi dan juga hangat dan peka terhadap sentuhan. Serangan akut biasanya terjadi malam hari dan dapat dipicu oleh keadaan stres, minum alkohol atau obat, atau adanya penyakit lain. Serangan bisanya berhenti dalam 3-10 hari, meskipun tanpa pengobatan, dan serangan berikutnya mungkin tidak akan terjadi dalam beberapa bulan bahkan beberapa tahun. Dengan berlanjutnya waktu, bagaimanapun serangan dapat terjadi lebih lama dan lebih sering.
3.      Gout Interkritikal
Ini adalah saat di antara serangan akut. Pada tahap ini, pasien tidak ada simtom, dan merasakan fungsi sendi yang normal. Pada tahap ini pasien harus tetap menjaga agar kadar asam urat terkendali. Pada tahap ini Apoteker berperan dalam memberikan edukasi.
4.      Gout tofi kronis (Chronic tophaceous gout)
Tahap ini adalah tahap yang paling menyebabkan ketidak mampuan dan biasanya dapat terus berkembang misalnya selama 10 tahun. Pada tahap ini, penyakit ini dapat mengakibatkan kerusakan sendi yang permanen dan kadang juga ginjal. Dengan pengobatan yang benar, kebanyakan pasien dengan gout tidak sampai ketahap ini (Abdul muchid Dkk, 2006:46).

2.3. Kerangka Konseptual
Text Box: Factor-faktor :
1.	Budaya  			5. Rasa lapar, nafsu makan, dan rasa kenyang
2.	agama/kepercayaan 	6. Kesehatan
3.	Status ekonomi		7. Usia dan jenis kelamin
4.	Personal preference

 











 
.


Text Box: asam urat  meningkat
Pada laki-laki > 7 mg/dl
Pada perempuan > 6 mg/dl
 







Pola makan pasien dengan asam urat
 
= Diteliti
 

Kurang
 
= Tidak Diteliti
Baik

 
Cukup
 
 




Gambar 2.1   Kerangka Konseptual Gambaran Pola Makan Penderita Asam Urat di Puskesmas Pademawu Pamekasan.

BAB 3
METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara menyelesaikan atau memecahkan masalah dengan menggunakan metode keilmuan. Pada bab ini akan disajikan desain penelitian, kerangka kerja, identifikasi variabel, desain sampling, pengumpulan data, etika penelitian, keterbatasan.
3.1  Desain Penelitian
Desain penelitian adalah kesimpulan dan perencana untuk menjawab pertanyaan penelitian dan untuk mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin timbul selama proses penelitian (Nursalam, 2001:54). Pada penelitian ini digunakan rancangan penelitian deskriptif.
Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan (memaparkan) tentang peristiwa-peristiwa urgen yang terjadi pada masa kini. Deskripsi peristiwa dilakukan secara sistemik dan lebih menekankan pada faktual dari pada penyimpulan.
Fenomena disajikan secara apa adanya tanpa manipulasi dan peneliti tidak mencoba menganalisis bagaimana dan mengapa fenomena tersebut bisa terjadi, oleh karena itu penelitian jenis ini tidak perlu adanya hipotesis (Nursalam, 2003:83).
3.2 Kerangka Kerja
Kerangka kerja merupakan langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian yang ditulis dalam bentuk kerangka atau alur penelitian (Aziz A. A, 2003).
 




























Gambar   3.1   Kerangka kerja penelitian Gambaran pola makan pada pasien asam urat di puskesmas pademawu pamekasan  tahun 2010.

3.3 Populasi, sampel dan sampling
3.3.1        Populasi
       Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik tertentu yang akan di teliti. Bukan hanya objek atau subjek yang dipelajari saja tetapi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki subjek atau objek tersebut (A. Aziz Alimul Hidayat, 2007:32). Pada penelitian ini populasinya adalah penderita asam urat yang periksa  di Puskesmas Pademawu Pamekasan pada bulan juni 2010, yaitu sebanyak 113 orang.
3.3.1  Sampel
Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2003:95). Pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah pasien asam urat di puskesmas pademawu pamekasan yang memenuhi kriteria inklusi. Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:
1.      Pasien asam urat yang tinggal di wilayah puskesmas pademawu.
2.       Pasien asam urat yang bersedia menjadi responden.
Sedangkan kriteria eksklusi pada penelitaian ini adalah :
1.      Pasien asam urat yang mengalami gangguan kejiwaan.
2.      Pasien asam urat yang tidak bersedia menjadi responden.

3.3.2        Sampling
       Sampling adalah proses menyeleksi sampel yang digunakan dalam penelitian ini dari populasi yang ada dengan menggunakan tekhnik “aksidental sampling” yaitu cara pengambilan sampel yang dilakukan dengan kebetulan bertemu. Sebagai contoh, dalam menentukan sampel apabila dijumpai ada, maka sampel tersebut di ambil dan langsung dijadikan sampel utama (Hidayat, 34:2007)




3.4.  Variabel penelitian dan definisi operasional
3.4.1 Variabel penelitian
Variabel adalah suatu ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota suatu kelompok (orang, benda, situasi) yang berbeda dengan dimiliki oleh orang atau kelompok tersebut (Hidayat, 2003). Dalam penelitian ini hanya terdapat satu variable yang diteliti yaitu pola makan pasien asam urat.

3.4.2 Definisi Operasional
            Definisi operasional adalah mengidentifikasi variabel secara operasional dan berdasarkan karakteristik yang diamati, dimana memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek atau penelitian (Hidayat, 2003). Definisi operasional bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengaturan terhadap variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen (Notoadmodjo, 2003).

Table 3.1 Definisi operasional gambaran pola makan terhadap penyakit asam urat di Puskesmas Pademawu Pamekasan

Variabel
Definisi
Parameter
Alat ukur
Skala
Skore
Gambaran pola makan terhadap penyakit asam urat
Pola makan adalah kebiasaan pasien asam urat dalam memilih makanan yang menjadi suatu kebiasaan berkelanjutan.
·         Jumlah
·         Jenis
·         Jadwal.



Kuesioner
Ordinal
a. Baik = 15 (76% - 100%)
b. Cukup = 12 (56%-75%)
c. Kurang = 3 (<55% )




3.5  Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan kegiatan penelitian untuk mengumpulkan data (Aziz Alimul Hidayat, 2007:36).Pengumpulan data dalam penelitian ini dalam satu tahap, yaitu mengumpulkan data mengenai gambaran pola makan pada pasien asam urat.
3.5.1. Instrument
Instrument yang digunakan merupakan kuesioner tertutup (close-ended) tipe multiple choice (pilihan ganda). Pertanyaan tertutup dengan pilihan ganda adalah suatu pertanyaan yang sudah disertai dengan beberapa alternative jawaban (lebih dari 2) untuk dipilih salah satu (Djarwanto, 2000:29). Responden harus memilih salah satu jawaban yang dianggap benar.
Kuesioner karakteristik penderita meliputi jenis kelamin responden, usia responden, tingkat pendidikan, pekerjaan serta sumber informasi mengenai pola makan. Kuesioner mengenai gambaran pola makan pada penderita asam urat. Dari soal yang dijawab SS (sangat sering) mendapatkan nilai 3, S (sering) mendapatkan nilai 2, K (kadang-kadang) mendapatkan nilai 1, dan  T(tidak pernah) mendapatkan nilai 0. Hasil penelitian dibandingkan dengan jumlah pertanyaan dan dikalikan dengan 100 %.
3.5.2. Tempat dan waktu
1.      Tempat penelitian
Penelitian dilakukan di Puskemas  Pademawu Pamekasan.
2.      Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Juli 2010 – 8 Agustus 2010

3.5.3. Analisa  data
Analisa data untuk data umum menggunakan rumus sederhana, yaitu :
  x 100%
Keterangan :
P   =   persentase
∑f =   jumlah tingkat umur, pekerjaan, pendidikan, jenis kelamin.
n   =   jumlah sampel
Kemudian untuk data khusus menggunakan kriteria sebagai berikut :
a. 4 sehat 5 sempurna masuk dalam kriteria Baik dengan nilai 15(76% - 100%)
b. 4 sehat masuk dalam kriteria Cukup dengan nilai 12(56%-75%)
c. makanan pemicu asam urat masuk dalam kriteria Kurang dengan nilai 3 (<55%)
3.6   Keterbatasan
Dalam penelitian ini beberapa hambatan yg dihadapi peneliti antara lain :
Sampel yang digunakan hanya mewakili populasi yang relatif kecil sehingga kurang responsentatif untuk mewakili seluruh penderita asam urat di Puskesmas Pademawu Pamekasan.
1)      Instrumen pengumpulan data belum pernah diuji coba,sehingga validitas dan reabilitasnya masih perlu diuji cobakan lebih lanjut.
2)      Penelitian ini merupakan penelitian yang pertama yang dilakukan oleh peneliti, sehingga peneliti banyak menemui hambatan karena belum berpengalaman dalam penelitian ilmiah.
3.7    Masalah etik
1.      Lembar persetujuan menjadi responden (Informed Consent)
Sebelum pengambilan sampel terlebih dahulu meminta izin kepada responden yang akan diteliti, baik lisan maupun melalui lembar persetujuan atas kasediaan dijadikan objek penelitian dengan tujuan agar responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian.
2)      Tanpa nama (Anominity)
Responden tidak perlu mencantumkan nama pada kuesioner untuk menjaga privasi kerahasiaan identitas, untuk mengetahui keikutsertaan responden, peneliti memberi kode pada masing-masing lembar kesimpulan data.
3)      Kerahasiaan (Confidentiality)
Kerahasiaan informasi yang telah diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti.














BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
       Pada bab ini peneliti mendeskripsikan tentang hasil dan pembahasan penelitian yang telah dilaksanakan di Puskesmas Pademawu Pamekasan pada tanggal 10 Juli 2010 – 8 Agustus 2010.
       Hasil penelitian meliputi data umum yang meliputi karakteristik responden yang meliputi umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan responden, sedangkan data khusus meliputi Gambaran pola makan pada pasien asam urat yang didapat melalui pennyebaran kuesioner, data dari 28 responden yang telah dikumpulkan kemudian diolah dan dikelompokkan dalam beberapa kategori dalam setiap variabel.
4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian
       Puskesmas Pademawu Pamekasan terletak di Jl. Raya Murtajuh No. 200 Pademawu Pamekasan. Dengan luas sekitar 8 x 50 M, dan terdiri dari 1 ruangan dokter, loket, bagian administrasi, laboratorium, ruang tunggu pasien, kamar obat, ruang rapat, dan bagian wira usaha.
4.2  Hasil Penelitian
       Di dalam hasil penelitian ini akan diuraikan tentang gambaran umum karakteristik responden dan pola makan pasien asam urat sebagai berikut:


4.2.1    Data Umum
   Karakteristik demografi pasien akan diuraikan berdasarkan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan pekerjaan.
1.     Distribusi pasien berdasarkan umur
Tabel 4.1 Distribusi umur pasien asam urat di Puskesmas Pademawu Pamekasan Agustus 2010
Umur (tahun)
Jumlah Penderita
Persentase (%)
35-40
41-45
46-50
51-55
56-60
4
7
6
4
7
14,3
25
21,4
14,3
25
Jumlah
28
100%

Dari hasil penelitian didapatkan data sebagian kecil pasien asam urat  di Puskesmas Pademawu Pamekasan yang berumur  antara 35–40 tahun yaiu 4 orang (14,3%) dan hampir setengahnya berumur 41–45 tahun yaitu 7 orang (25%), sebagian kecil lagi berumur 46-50 tahun yaitu  6 orang (21,4%) dan hampir  setengahnya lagi berumur 56–60 tahun yaitu 7 orang (25%) , sebagian kecil berumur 51-55 tahun yaitu 4 orang (14,3%).
2.      Distribusi pasien bedasarkan jenis kelamin
Tabel 4.2 Distribusi jenis kelamin pasien asam urat di Puskesmas Pademawu Pamekasan Agustus 2010
Jenis Kelamin
Jumlah Penderita
Persentase(%)
Laki-laki
Perempuan
16
12
57,1
42,8
Jumlah
28
100%

Dari hasil penelitian didapatkan data sebagian besar pasien asam urat  di Puskesmas Pademawu Pamekasan terdapat laki-laki 16 orang (57,1%), dan hampir setengahnya perempuan yaitu 12 orang (42,8%).
3.      Distribusi pasien berdasarkan tingkat pendidikan
Tabel 4.3 Distribusi tingkat pendidikan pasien asam urat di Puskesmas Pademawu Pamekasan Agustus 2010

Tingkat Pendidikan
Jumlah Penderita
Persentase(%)
Tidak sekolah
SD
SMP
SMA
PT
7
6
3
3
9
25
21,4
10,7
10,7
32,2
Jumlah
28
100%

Dari hasil penelitian didapatkan data hampir setengahnya pasien asam urat di Puskesmas Pademawu Pamekasan yang memiliki latar belakang pendidikan tidak sekolah 7 orang (25%), sebagian kecil memiliki latar belakang SMA 3 orang (10,7%), SMP 3 orang (10,7%), dan sebagian kecil lagi memiliki latar belakang SD 6 orang (21,4%) &  PT 9 orang (32,2%).
4.      Distribusi pasien berdasarkan pekerjaan
Tabel 4.4 Distribusi pekerjaan pasien asam urat di Puskesmas Pademawu Pamekasan Agustus 2010
Pekerjaan
Jumlah Penderita
Persentase (%)
Tidak bekerja
Swasta
Tani
Pegawai Negeri
4
7
8
9
14,3
25
28,6
32,1
Jumlah
28
100%

Dari hasil penelitian didapatkan data hampir setengahnya pasien asam urat di Puskesmas Pademawu Pamekasan yang memiliki pekerjaan tani yaitu 8 orang (28,6%), dan Pegawai Negeri sebanyak 9 orang (32,1%), sebagian kecil Tidak Bekerja 4 orang (14,3%), dan hampir setengahnya memiliki pekerjaan  swasta yaitu 7 orang (25%).

4.2.2    Data Khusus
4.2.2.1  Pola Makan Pasien Asam Urat Berdasarkan Jenis, Jumlah dan Frekuensi makan
1. Berdasarkan jenis makanan
Tabel 4.5 Distribusi Pasien Asam Urat Di Puskesmas Pademawu Berdasarkan Jenis Makanan
No
Jenis Makanan
Jumlah Penderita
Persentase
1
Makanan 4 Sehat 5 Sempurna
12
42,86
2
Makanan 4 Sehat
11
39,28
3
Makanan pemicu asam urat
5
17,86
Jumlah
28
100
            Berdasarkan penilitian di dapatkan data sebagian besar pasien asam urat di Puskesmas Pademawu mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna yaitu 12 orang (42,86%), dan sebagian kecil mengkonsumsi makanan pemicu asam urat yaitu 5 orang (17,86%).
2. Berdasarkan Frekuesi Makanan
Tabel 4.6 Distribusi Pasien Asam Urat Di Puskesmas Pademawu Berdasarkan Frekuensi Makan
No
Jenis makanan
S
3 kali sehari
%
K
2 kali sehari
%
T
1 kali sehari
%
1
Sumber bahan pokok
27
96,43
1
3,57
-
-
2
Sumber lauk pauk
16
57,14
12
42,86
-
-
3
Sayuran
3
10,71
18
62,28
7
25
4
Buah-buahan
2
7,14
13
46,43
13
46,43
5
Minuman
8
28,57
9
32,14
-
-
6
Pemicu asam urat
4
14,28
-
-
1
3,57
Berdasarkan penilitian di dapatkan data sebagian besar pasien asam urat di Puskesmas Pademawu mengkonsumsi sumber bahan pokok sebanyak 3 kali sehari yaitu 27 orang (96,43%) dan mengkonsumsi sumber lauk pauk 3 kali sehari sebanyak 16 orang (57,14%).penderita yang mengkonsumsi buah-buahan 3 kali sehari hanya 2 orang (7,14),dan yang mengkonsumsi 2 kali sehari sebanyak 13 orang (46,43).sedangkan yang mengkonsumsi makanan pemicu asam urat 3 kali sehari yaitu 4 orang (14,28%) dan mengkonsumsi 1 kali sehari hanya 1 orang (3,57%).
3. Berdasarkan Jumlah makanan dalam sehari
Tabel 4.7 Distribusi Pasien Asam Urat Di Puskesmas Pademawu Berdasarkan Jumlah makanan
No
Jenis makanan
3 piring/buah/potong/gelas
%
2 piring/buah/potong/gelas
%
1 piring/buah/potong/gelas
%
1
Sumber bahan pokok
25
89,28
2
7,14
1
3,57
2
Sumber lauk pauk
12
42,86
13
46,43
3
10,71
3
Sayuran
2
7,14
12
42,86
14
50
4
Buah-buahan
2
7,14
6
21,43
20
71,43
5
Minuman
4
14,28
4
14,28
9
32,14
6
Pemicu asam urat
1
3,57
2
7,14
2
7,14
           
            Berdasarkan penilitian di dapatkan data sebagian besar pasien asam urat di Puskesmas Pademawu mengkonsumsi sumber bahan pokok 3 piring dalam sehari yaitu 25 orang (89,28%) sedangkan yang mengkonsumsi dalam jumlah 1 piring sehari hanya 1 orang (3,57%).sedangkan yang mengkonsumsi makanan pemicu asam urat 3 piring/potong dalam sehari yaitu 1 orang (3,57%), 2 piring/potong dalam sehari 2 orang (7,14%) dan yang mengkonsumsi 1 piring/potong sehari yaitu 2 orang (7,14%).
4.3 Pembahasan
            Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa pasien asam urat di Puskesmas Pademawu sebagian besar berumur 41–45 tahun yaitu 7 orang (25%), dari segi pekerjaan sebagian besar bekerja sebagai Pegawai Negeri sebanyak 9 orang (32,1%), dan sebagian kecil Tidak Bekerja yaitu 4 orang (14,3%). Sedangkan dari segi tingkat pendidikan hampir setengahnya tidak sekolah yaitu 7 orang (25%), dan sebagian besar mempunyai tingkat pendidikan Perguruan Tinggi yaitu 9 orang (32,2%).
4.3.1 Pola Makan Pasien Asam Urat Dengan Makanan 4 Sehat 5 Sempurna
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar pasien asam urat di Puskesmas Pademawu yang mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna masuk dalam kategori baik yaitu sebanyak 12 orang (42,86%). Faktor pengetahuan dan motivasi dari petugas kesehatan telah mengubah pola makan pasien asam urat menjadi lebih baik dari sebelumnya yaitu dengan mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna. Hal ini juga dapat dipengaruhi oleh penghasilan responden pasien asam urat puskesmas pademawu pamekasan yang mayoritas menengah ke atas. Pengalaman terkena asam urat sebelumnya memaksa pasien asam urat di puskesmas pademawu pamekasan mengatur pola makannya untuk menghindari serangan asam urat yang lebih parah dari sebelumnya atau untuk mengurangi kadar asam uratnya.
4.3.2 Pola Makan Pasien Asam Urat Dengan Makanan 4 Sehat
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa pasien asam urat di Puskesmas Pademawu hampir setengahnya mengkonsumsi makanan 4 sehat masuk dalam kategori cukup yaitu sebanyak 11 orang (39,28%). Pada kriteria ini kemungkinan dapat terjadi pada masyarakat menengah, baik tingkat pengetahuan maupun tingkat pendidikan serta penghasilan, sehingga tidak dapat memenuhi pola makan yang sempurna. Namun dari data tersebut, pola makan pasien masih harus disempurnakan sehingga dapat menjadi lebih sempurna, yaitu dengan memenuhi kebutuhan minuman pelengkap seperti susu. Status ekonomi pasien sangat mempengaruhi dalam hal ini.
4.3.3  Pola Makan Pasien Asam Urat Dengan Makanan Yang Memicu Asam Urat
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa pasien asam urat di Puskesmas Pademawu sebagian kecil lagi mengkonsumsi makanan yang memicu asam urat masuk dalam kategori kurang yaitu sebanyak 5 orang (17,86%). Faktor penyebabnya kemungkinan besar  karena keterbatasan pengetahuan dan tingkat pendidikan yang masih rendah serta ekonomi yang hanya dapat memilih makanan apa adanya tanpa melihat efek yang ditimbulkan jika mengkonsumsi makanan tersebut. Akan tetapi pada jenis makanan ini masih tergolong rendah karena dari 5 orang yang mengkonsumsi makanan tersebut dalam frekuensi sering (3 kali sehari) hanya 1 orang yang mengkonsumsi dalam jumlah 3 potong/piring dalam sehari.
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
       Pada bab ini akan disajikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian sesuai dengan kesimpulan.
5.1 Kesimpulan
       Dari hasil penelitian gambaran pola makan pasien asam urat di Puskesmas Pademawu Pamekasan dapat diketahui bahwa :
1.      Sebagian besar pasien asam urat di Puskesmas Pademawu mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna dan masuk dalam kategori baik  yaitu 12 orang (42,86%), dan sebagian kecil mengkonsumsi makanan pemicu asam urat dan masuk dalam kategori kurang baik yaitu 5 orang (17,86%).
2.      Sebagian besar pasien asam urat di Puskesmas Pademawu mengkonsumsi sumber bahan pokok sebanyak 3 kali sehari yaitu 27 orang (96,43%) dan mengkonsumsi sumber lauk pauk 3 kali sehari sebanyak 16 orang (57,14%)
3.      Sebagian kecil mengkonsumsi makanan pemicu asam urat yaitu 5 orang (17,86%), pasien yang menkonsumsi makanan pemicu asam urat 3 piring/potong dalam sehari yaitu 1 orang (3,57%), 2 piring/potong dalam sehari 2 orang (7,14%) dan yang mengkonsumsi 1 piring/potong sehari yaitu 2 orang (7,14%).
4.      Pola makan pasien asam urat di Puskesmas Pademawu dapat dikategorikan baik

5.2  Saran
1.    Bagi Pasien Asam Urat
            Para penderita asam urat lebih menjaga pola makannya dan berobat secara teratur guna menjaga kadar asam urat agar tetap dalam batas normal (3,5-6 mg/dl), serta mencegah berbagai komplikasi yang dapat disebabkan oleh kadar asam urat yang tinggi.
2.    Bagi Instansi Kesehatan
                        Memberikan penyuluhan tentang asam urat pada penderita asam urat maupun yang belum menderita penyakit asam urat agar dapat mencegah dan mengurahi kejadian penyakit asam urat serta menambah pengetahuan penderita penyakit asam urat. Lebih meningkatkan kualitas dan kuantifitas pendidikan kesehatan dengan memberikan penyuluhan tentang asam urat dan memotivasi pasien asam urat untuk menghindari faktor pencetus yang dapat memperburuk keadaan.
3.    Bagi Peneliti Selanjutnya
            Hubungan antara pengetahuan pasien tentang asam urat dengan kejadian komplikasi asam urat dengan jumlah sampel yang lebih representative.

3 comments:

  1. Mantab gan .. jadi timbul inspirasi nihh ..
    oiya, request cantumin daftar pustakanya dong ^^
    thx ..

    ReplyDelete
  2. mf, mnta daftar pustakanya yah

    ReplyDelete