Search This Blog

Friday, August 12, 2011

SEKSIO SESAREA (Operasi Kaisar, Sectio Caesarea)


A. DEFINISI
Seksio sesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina; atau seksio sesarea adalah suatu histerektomi untuk melahirkan janin dari dalam rahim.(sinopsis obsetri jilid 2 hal 117)

B. ISTILAH
-     Seksio sesarea primer (efektif)
Dari semula telah direncanakan bahwa janin akan dilahirkan secara seksio sesarea, tidak diharapkan lagi kelahiran biasa, misalnya pada panggul sempit (CV kecil dari 8 cm)
-     Seksio sesarea sekunder
Dalam hal ini kita bersikap mencoba menunggu kelahiran biasa (partus percobaan), bila tidak ada kemajuan persalinan atau partus percobaan gagal, baru dilakukan seksio sesarea. .(sinopsis obsetri jilid 2 hal 117)

C. INDIKASI
-     Plasenta previa sentralis dan lateralis (posterior)
-     Panggul sempit.
Holmer mengambil batas terendah untuk melahirkan janin vias naturalis ialah CV = 8 cm. Panggul dengan CV = 8 cm dapat dipastikan tidak dapat melahirkan janin yang normal, harus diselesaikan dengan seksio sesarea. CV antara 8-10 cm boleh dicoba dengan partus percobaan, baru setelah gagal dilakukan seksio sesarea sekunder. .(sinopsis obsetri jilid 2 )
-     Disproporsi sefalo-pelvik: yaitu ketidakseimbangan antara ukuran kepala dan panggul.
-     Ruptura uteri mengancam
-     Partus lama (prolonged labor)
-     Partus tak maju (obstructed labor)
-     Distosia serviks
-     Pre-eklamsi dan hipertensi
D. JENIS-JENIS OPERASI SEKSIO SESAREA
1. Abdomen (Seksio Sesarea Abdominalis)
  • Seksio sesarea transperitonealis :
o   Seksio sesarea klasik atau korporal dengan insisi memanjang pada korpus uteri.
o   Seksio sesarea ismika atau profunda atau low cervical dengan insisi pada segmen bawah rahim.
  • Seksio sesarea ekstraperitonealis, yaitu tanpa membuka peritonium parietalis, dengan demikian tidak membuka kavum abdominal.
2. Vagina (Seksio Sesarea Vaginalis)
Menurut arah sayatan pada rahim, seksio dapat dilakukan sebagai berikut :
1.   Sayatan memanjang (longitudinal) menurut Kronig
2.   Sayatan melintang (transversal) menurut Kerr
3.   Sayatan huruf T (T-incision).

Seksio Sesarea Klasik (Korporal)
Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri kira-kira sepanjang 10 cm

Kelebihan
-     Mengeluarkan janin lebih cepat
-     Tidak mengakibatkan komplikasi kandung kemih tertarik
-     Sayatan bisa diperpanjang proksimal atau distal

Kekurangan
-     Infeksi mudah menyebar secara intra abdominal karena tidak ada reperitonealisasi yang baik.
-     Untuk persalinan berikutnya lebih sering terjadi ruptura uteri spontan
E. Seksio Sesarea Ismika (Profunda)
Dilakukan dengan membuat sayatan melintang-konkaf pada segmen bawah rahim (low cervical transversal) kira-kira 10 cm

Kelebihan
-     Penjahitan luka lebih mudah
-     Penutupan luka dengan reperitonealisasi yang baik
-     Tumpang tindih dari peritoneal flap baik sekali untuk menahan penyebaran isi uterus ke rongga peritoneum.
-     Perdarahan kurang
-     Dibandingkan dengan cara klasik kemungkinan ruptura uteri spontan kurang/lebih kecil

Kekurangan
-     Luka dapat melebar ke kiri, kanan, dan bawah, sehingga dapat menyebabkan a. Uterina putus sehinga mengakibatkan perdarahan yang banyak.
-     Keluhan pada kandung kemih post operatif tinggi.

F. KOMPLIKASI
·         Infeksi puerperalis (nifas)
o   Ringan; dengan kenaikan suhu beberapa hari saja
o   Sedang; dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi, disertai dehidrasi dan perut sedikit kembung.
o   Berat; dengan peritonitis, sepsis dan illeus paralitik. Hal ini sering kita jumpai pada partus terlantar, dimana sebelumnya telah terjadi infeksi intrapartal karena ketuban yang telah pecah terlalu lama.
Penanganannya adalah dengan pemberian cairan, elektrolit dan antibiotika yang adekuat dan tepat.
·         Perdarahan, disebabkan karena:
o   Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka
o   Atonia uteri
o   Perdarahan pada placental bed.
·         Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila reperitonialisasi terlalu tinggi.
·         Kemungkinan ruptura uteri spontan pada kehamilan mendatang.

G. PROGNOSIS
Dulu angka morbiditas dan mortalitas untuk ibu dan janin tinggi. Pada masa sekarang, oleh karena kemajuan yang pesat dalam tehnik operasi, anestesi, penyediaan cairan dan darah, indikasi dan antibiotika angka ini sangat menurun.
Angka kematian ibu pada rumah-rumah sakit dengan fasilitas operasi yang baik dan oleh tenaga-tenaga yang cekatan adalah kurang dari 2 per 1000.
Nasib janin yang ditolong secara seksio sesarea sangat tergantung dari keadaan janin sebelum dilakukan operasi. Menurut data dari negara-negara dengan pengawasan antenatal yang baik dan fasilitas neonatal yang sempurna, angka kematian perinatal sekitar 4-7%

H. NASEHAT PASCA OPERASI
-     Dianjurkan jangan hamil selama lebih kurang satu tahun, dengan memakai kontrasepsi.
-     Kehamilan berikutnya hendaknya diawasi dengan antenatal yang baik
-     Dianjurkan untuk bersalin di rumah sakit yang besar
-     Apakah persalinan yang berikut harus dengan seksio sesarea bergantung dari indikasi seksio sesarea dan keadaan pada kehamilan berikutnya.
-     Hampir di seluruh institut di Indonesia tidak dianut diktum ”once a cesarean always a cesarean”.
-           Yang dianut adalah ” once a cesarean not always a cesarean” kecuali pada panggul sempit atau diproporsi sefalo-pelvik .(sinopsis obsetri jilid 2 )

No comments:

Post a Comment