ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN COLECISTITIS
1. KONSEP TEORI
1. Pengertian
Kolesistitin adalah peradangan kandung empedu baik secara akut
ataupun kronis (Barbara C. Long, 1996 : 154)
2. Etiologi
Colecistitin dapat terjadi d/k :
1. Sumbatan ductus hillary d/k Batu
2. Infeksi bakteri gram negatif :
Klebsiella 54%
Escherichia 39%
Enterokokus dan
Bacteroides 25% (Intisari Ilmu Bedah, 1995 : 463)
Colecistitis dan coteliliaty dapat terjadi persamaan atau sendiri-sendiri. Keduanya
bisa sebagai penyebab (saling menyebabkan). Akan tetapi kemungkinan infeksi
disebabkan oleh obstruksi lebih besar (sering) dibandingkan infeksi menyebabkan
obstruksi.
3. Patofisiologi
Statis empedu dalam kandung empedu dapat mengakibatkan super saturasi
progrsif, perubahan susunan kimia, pengendapan. Gangguan kontraksi spinkter odci
dan kandung empedu dapat juga menyebabkan statis. Faktor hormone (kehamilan)
menyebabkan perlambatan pengosongan kandung empedu. Akibat statis, terjadilah
sumbatan empedu (saluran). Adanya batu akibat statis yang progresif tadi
memungkinkan terjadi trauma dinding kandung empedu dan ini dapat memungkinkan
infasi bakteri lebih cepat.
4. Gambaran Klinis
Pada bentuk akut biasanya ditandai dengan :
1. Nyeri mendadak (hebat/kalk) pada perut kanan atas (midenigastrium) menyebar
ke punggung dan bahu kanan.
2. Nausea, vomiting.
3. Keringat banyak.
Pada bentuk kronis gejalanya mirip dengan kolesistitis akut, akan
tetapi berat rasa sakit dan tanda-tanda fisik yang kurang nyata. Sering kali
ditemukan riwayat dispepsia intoleransi lemak. Heart burn atau flatulent yang
berlangsung lama.
5. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Non Bedah
1) Indoskopi
2) Pemberian agen pelarut kolesterol
3) Obat-obatan antibiotik, analgetik, antasida
4) Diit rendah lemak
5) Penatalaksanaan keseimbangan cairan
6) Penatalaksanaan muntah k/p NGT
2. Penatalaksanaan Bedah
1) Extra corpeal shock wave litotripsi lesw
2) Kolesitosistoli totomi perkutan
3) Kolistatomi
2. TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian (Doengoes, 2000 : 521)
3. Istirahat
Adanya kelemahan
Gelisah
4. Sirkulasi, ditemukan tanda :
Takikardia, berkeringat
5. Eliminasi, ditemukan
Perubahan warna urine 2 feces
Distensi abdomen
Teraba masa pada kwadran kanan atas
Urine gelap / coklat
Feces seperti tanah liat, skatore
6. Makanan / cairan, ditemukan
Anoreksia, mual muntah
Tidak toleran terhadap lemak
Regurgitasi berulang tidak dapat makan d/k nyeri, featus sering,
ispepsia
Kegemukan, penurunan BB
7. Nyeri, kenyamanan
Nyeri abdomen atas (kanan) menyebar ke punggung / bahu kanan
Kolik agistrium sehubungan dengan makan.
Nyeri tiba-tiba biasanya memuncak setelah 30 menit
Nyeri lepas, otot tegang / kaku bila K. kanan atas ditekan : Murphy
Might (+)
8. Pernafasan
Peningkatan frekwensi
Nafas pendek dangkal
9. Keamanan
Menggigil, demam
Icterus, dengan kulit
Kecenderungan perdar
10. Pemeriksaan biasa
Darah lengkap
Bilirubin & a
SGOT/SGPT :
Protora.bin : turun
Ultrasond : menunjuk
Foto abdomen : adanya batu.
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan proses lucen (spasme biliaris)
2. Kekurangan volume cairan (resiko tinggi terhadap) berhubungan dengan muntah
3. Resiko tinggi perubahan nutrisi (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan
gangguan pencernaan lemak, gx natrium
4. Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognose, pengobatan berhubungan dengan
salah interprestasi.
Perencanaan
Dx 1 nyeri berhubungan dengan proses inflamasi
Tujuan
Nyeri terkontrol, teradaptasi
Kriteria hasil
Penurunan respon terhadap nyeri (expresi)
Laporan nyeri terkontrol
Rencana intervensi :
Observasi catat lokasi, tingkat dan karakter nyeri
Rasional : membantu mengidentifikasi nyeri dan memberi informasi
tentang terjadinya perkembangannya.
Catat respon terhadap obat nyeri
Tingkatkan tirah baring (fowler) / posisi yang nyaman
Rasional : posisi fowler menurunkan tekanan-tekanan intra abdominal.
Ajarkan tehnik relaksasi (nafas dalam)
Rasional : meningkatkan istirahat dan koping
Ciptakan lingkungan yang nyaman (turunkan suhu ruangan)
Rasional : mendukung mental psikologik dalam persepsi terhadap nyeri.
Berikan diit rendah lemak
Rasional : mencegah awal dan spasme
Kompres hangat
Rasional : dilatasi dinding empedu spasme menurun.
Kolaborasi :
· Antibiotik
· Analgetik
· Sedatif
· Relaksasi otot halus
Dx 2 resiko tinggi kekurangan cairan volume cairan berhubungan dengan
muntah
Tujuan :
Menunjukkan keseimbangan cairan yang adekuat
Kriteria hasil :
- Turgor kulit baik
- Membran mukosa lembab
- Pengisian kapiler baik
- Urine cukup
- Tanda-tanda untuk stabil
Rencana intervensi
1. Pertahankan intake dan output cairan
Rasional : mempertahankan volume sirkulasi
2. Awas tanda peningkatan rangsangan muntah
Rasional : mencegah muntah
3. Anjurkan cukup minum (1 botol aqua 1500 ml/nr)
4. Kolaborasi :
· Pemberian antiametik
· Pemberian cairan iv
· Pemasangan NGT
Dx 3 resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan gx pencernaan lemak, mual muntah.
Tujuan :
Menunjukkan kestabilan BB
Kriteria hasil :
- BB stabil
- Laporan tidak mual / muntah
Rencana intervensi
1. Kaji perkiraan kebutuhan kalori tubuh
Rasional : menerapkan jumlah intake kalori yang di tiap hari
2. Timbang BB sesuai indikasi
Rasional : mengawali keseimbangan diit / keefektifan
3. Diskusikan menu yang disukai dan ditoleransi
Rasional : meningkatkan toleransi intake makanan
4. Anjurkan giosok gigi sebelum makan / sesudah
Rasional : menjaga kebersihan mulut (tidak bau dan meningkatkan
nafsu makan.
5. Konsul ahli gizi untuk menetepkan diit yang tepat
6. Anjurkan mengurangi makanan berlemak dan menghasilkan gas
Rasional : menurunkan rangsangan KK
7. Kolaborasi
· Nutrisi total
· Garam empedu
Dx 4. kurang pengetahuan berhubungan dengan salam interprelasi
Tujuan :
Menyatakan pemahaman klien
Kriteria hasil :
Melakukan perubahan pola hidup dan berpertisipasi dalam pengobatan.
Rencana tindakan :
1. Kaji informasi yang pernah didapat
Rasional : mengkaji tingkat pemahaman klien
2. Beri penjelasan tentang penyakit, prognase dan tindakan diagnostik
Rasional : memungkinkan terjadinya partisipasi aktif.
3. Beritahukan setiap tindakan yang akan dilakukan / (tujuan prosedur)
4. Beritahukan diit yang tepat, tehnik relaksasi, untuk persiapan operasi.
5. Anjurkan tehnik istirahat yang harus dilaporkan tentang sakitnya.
LAPORAN KASUS
PENGKAJIAN
Biodata
Identitas Pasien
1. Nama : Ny. LL
2. Tempat/Tgl Lahir : 39 th
3. Suku / Bangsa : Indonesia
4. Agama : Islam
5. Status Marital : Marid
6. Pendidikan / Pekerjaan : Ibu rumah tangga
7. Bahasa yang dipakai : Jawa
8. Alamat No. Telp. : Tawang sari barat RT 15 / RW IV SDA
9. MRS : 18 Maret 2002
1. Alasan Masuk Rumah Sakit
i. Alasan Dirawat
- Nyeri perut kanan atas (3 hari terus menerus). Mulai dirasakan
adanya nyeri 14 hari sebelumnya mual dan panas
- Saat ini sudah tidak nyeri lagi
ii. Keluhan Utama
Mual, nafsu makan turun sejak sakit.
2. Riwayat Kesehatan
iii. Riwayat kesehatan sebelum ini
Klien sebelumnya dirawat di RS siti khotijah SPJ dengan sakit
yang sama.
Karena pengin cepet sembuh, minta pindah ke Rumah Sakit Soetomo Surabaya.
iv. Riwayat penyakit sekarang
- Klien mendadak sakit perut kanan atas, mual dan panas, lalu
klien dirawat di RS Khotijah.
Karena tidak ada perubahan dan nyeri menjadi terus menerus, klien dibawa ke Rumah
Sakit Soetomo tg 28 Maret 2002 dan MRS keluhan mual dan panas sempat terjadi
lagi disertai nyeri.
v. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada yang menderita penyakit seperti ini.
3. Aktivitas Hidup Sehari-hari
vi. Pola Makan dan Minum
Pre masuk rumah sakit Di rumah sakit
- Klien makan tanpa pantangan
3x/hr
- Saat mulai sakit klien merasa
nafsu makan turun, dan mual
bila makan yang berlemak
- Minuman yang sering di
konsumsi the manis dan air
putih ± 4 gelas perhari
- Mual-mual dan tidak pernah
menghabiskan porsi makan yang
disediakan.
- Minum cukup banyak sehari
bisa 1½ botol aqua 1½ literan.
Eliminasi (BAB dan BAK)
Pre masuk rumah sakit Di rumah sakit
Sebelum sakit BAB dan BAK biasa.
BAB 1 x/hr, BAK 3 x/hr. warna
BAB kuning khas, urine kuning
khas urine saat mulai sakit faeces
kadang pucat / putih
Frekuensi BAB dan BAK tetap, tapi
faeces pucat seperti dempul dam
faeces kuning gelap.
vii. Istirahat / Tidur
Sebelum dan selama dirawat klien tidak mengeluh adanya gangguan
istirahat tidur 10 jam/hr.
viii. Aktivitas
Pre masuk rumah sakit Di rumah sakit
- Selama tidak ada nyeri klien
dapat melaksanakan kegiatan
seperti biasa
- Saat dikaji awal klien tampak
sehat, tidak ada keluhan.
Baru setelah di operasi 9-4-
2002 klien istirahat baring
karena dipasang infus.
ix. Kebersihan Diri
Sebelum MRS Selama dirawat
Mandi 2 x, gosok gigi 3 x cuci
rambut 3 x/minggu, potong kuku
sewaktu-waktu
Sama saat masih di rumah
4. Psikososial
Klien tampak tenang menghadapi sakitnya dan tindakan yang akan
dilakukan padanya.
Klien hanya menanyakan kapan dioperasi.
5. Pemeriksaan Tubuh
K/u sebelum dioperasi k/u baik
- Kesadaran : GCS 456
- Penampilan : TB 150 cm BB : 45 kg
- Nadi : 80 x/mnt, Tensi : 120/80 mmHg, RR : 16 x/mnt, Suhu :
37°C
Pada pemeriksaan mata :
Dijumpai sclera kekuningan.
Pada pemeriksaan abdomen
Sebelum operasi dirasakan nyeri tekan spigastrum tanda radang (-)
Pemeriksaan kulit : kuning pada seluruh tubuh.
Lain-lain tidak ditemukan kelainan.
6. Pemeriksaan Penunjang
Foto thorak
ERCP
Lab :
Bilirubin Direk 5,56
Indirek1,98
Total 7,54
SGOT/GPT : 105/63
BUN/Creat : 14/0,9
Na/Kal : 129/3,7
Hb : 11,8
PCV : 0,35
7. Terapi Yang Didapat
Pre op. Pot op.
- Ampicilin 4 x 1 gr
- Retro 3 x 500
- Cetotaxin 3 x 1 gr
- Bellatran 3 x 1 gr
- Cimetidin 3 x 1 m
- Vit. K.
- Feasill 3 x 500 mg
ANALISA DATA
SYMTOM ETIOLOGI PROBLEM
S
O
Mual dan nafsu makan turun sejak
sakit BD turun. Sebelum sakit BB
54 kg setelah sakit 45 kg tinggi
badan 150 cm
Setiap makan tidak dihabiskan TB
150 cm, BB 45 kg tonus otot lemah
Tidak efektifnya
pencernaan lemak
Resiko tinggi
perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan
S
O
- Klien menanyakan kenapa
matanya sekarang kuning
- Klien menanyakan kapan di
operasi
- Klien mengungkapkan ketidak
mengertiannya tentang sakitnya.
-
Tidak adanya
pemahaman
Kurang
pengetahuan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi perubahan nutrisi (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan
tidak adekuat/efektifnya pencernaan lemak
2. Kurang pengetahuan terhadap prognose, pengobatan dan penyakitnya
berhubungan dengan pemahaman yang tidak adekuat.
PERENCANAAN
Dx 1 kurang pengetahuan berhubungan dengan pemahaman tidak adekuat
Tujuan :
Setelah mendapat asuhan keperawatan klien memahami penyakitnya dan segala
prosedur yang harus dilakukan (setelah diberikan penjelasan)
Kriteria hasil :
- Mampu menjelaskan kembali informasi tentang penyakitnya
- Prognose serta tindakan yang akan dilakukan.
-
Rencana intervensi
1. Kaji tingkat pemahaman dan informasi yang pernah di dapat tentang penyakitnya
(prognose dan prosedur diagnostik)
Rasional : tidak mengulang-ulang informasi yang pernah diberikan
2. Beritahukan bahwa operasi akan dilakukan tanggal 19-4-2002 dan prosedur yang
harus dilakukan sebelum operasi (persiapan operasi)
Rasional : mempersiapkan klien baik secara pengetahuan maupun mental
3. Berikan penjelasan setiap tindakan yang akan dilakukan.
Rasional : meningkatkan pengetahuan dan merangsang kooperatif.
4. Libatkan keluarga dalam pemberian informasi
Rasional : meningkatkan penyerapan informasi dan kooperatif
5. Beritahukan dan ajarkan tentang perlunya (nafas dalam, batuk efektif)
Rasional : meningkatkan koping setelah operasi
6. Laksanakan persiapan operasi mulai sekarang
Rasional : setiap tahap persiapan operasi yang mungkin dilakukan saat itu harus
segera dilakukan untuk memperlancar kegiatan operasi.
Intervensi (implementasi)
1. Menanyakan tentang pengetahuan dan informasi yang didapat klien terhadap
penyakitnya, prognose dan prosedur dan prosedur diagnostik yang akan
dilakukan.
2. Memberitahukan operasi xxxx pagi tanggal 5-4-2002 jam 10.00 pagi
Memberitahukan prosedur yang harus dilakukan klien (bersama tim
medis/parameter) menjelang / sebelum operasi.
3. Memberikan penjelasan setiap melakukan tindakan.
4. Melibatkan keluarga dalam pemberian informasi akan dilaksanakannya
prosedur / operasi.
5. Mengajarkan batuk efektif dan latihan nafas dalam dan memberikan klien
kesempatan untuk menunjukkan keberhasilannya.
6. Melaksanakan persiapan operasi
· Menyiapkan informed consent
· Menyiapkan darah dan obat-obatan yang diperlukan.
· Menyiapkan keperluan lavement
· Menyiapkan pencukuran xxxxx
· Menyiapkan puasa
Resiko tinggi
Perubahan nensi (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan pencernaan lemak
tidak efektif.
Tujuan
Klien menunjukkan kemajuan dalam mempertahankan BB
Kriteria hasil
- Mual hilang / berkurang
- Melaporkan kestabilan BB
Rencana
1. Kaji distensi abdomen, hambatan intake dan perkiraan intake output
Rasional : mengidentifikasi tingkat kebutuhan nutrisi
2. Timbang bb setiap 2 hari
Rasional : mengawasi keefektifan rencana diit
3. Diskusikan rencana / diit yang disukai / ditolelir
Rasional : meningkatkan toleransi makanan
4. Konsul gizi untuk pemberian diit rendah lemak berserat dan batasi makanan
berbentuk gas
Rasional : meminimalkan kerja usus dan meminimalkan rangsangan
kandungan empedu.
5. K/p berikan empedu (garam dan empedu)
Rasional : mendukung pencernaan lemak.
6. Anjurkan mengurangi makanan berlemak
Implementasi (Dx 2)
1. Mengkaji distensi abdomen, intake dan output
2. Menimbang BB setiap 2 hari mendiskusikan rencana diit yang disukai / ditolerir
klien
3. Melakukan konsul ke ahli gizi untuk menetapkan diit dan memesan diit rendah
lemak dan tidak merangsang pembentukan gas
4. Menganjurkan klien mengurangi makanan yang mengandung lemak (gorenggorengan,
daging gajih, dll).
EVALUASI
Dx 1 kurangnya pengetahuan berhubungan dengan pemahaman yang tidak adekuat
Tanggal 9-4-2002
S :
O :
A :
P :
- Klien menyatakan kembali pernyataannya tentang sakit prognose dan
prosedur yang akan dilakukan
- Klien mengerti dan siap kalau besok operasi
- Klien kooperatif terhadap persiapan operasi
- Klien menunjukkan latihan batuk efektif dan nafas dalam dengan benar.
Tujuan tercapai
Intervensi dihentikan
Dx 2 resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
pencernaan lemak tidak efektif
Tanggal 10-4-2002
S :
O :
A :
P :
- Klien masih merasa mual kalau makan
- Klien mengungkapkan menghabiskan setiap makanan yang diberkan
- Makan 3 x porsi habis
- Klien post op. hari ke 1
Perkembangan BB belum terpantau
Implementasi dipertahankan
Surabaya, 11 April 2002
Penyusun
No comments:
Post a Comment